Hadi pergi mengunjungi Hana bersama dengan Nanda. Mereka berdua pergi ke sana menggunakan mobil milik Darma.
Setibanya mereka di ruang rawat Hana, Hadi langsung tersenyum hangat karena melihat senyuman Hana yang begitu bahagia. Tapi, senyuman Hadi langsung berubah masam karena senyuman lebar Hana itu lebih ditujukan ke Nanda yang memberikan senyum sok gantengnya ke Hana.
"Kamu udah merasa lebih baik, Hana?" tanya Nanda, merebut pertanyaan yang ingin Hadi tanyakan ke adiknya.
Hadi sampai mencibir di belakang Nanda, dia langsung mual-mual karena mendengar suara lembut Nanda dan berbicara aku-kamu dengan adiknya.
"Sudah, kak. Dan kakak kenapa susah banget dihubungin? Memang sih kakak itu suka lupa charger baterai hape, tapi, kemarin-kemarin itu kakak bener-bener hilang. Kakak baik-baik aja, kan?"
Hana memang tidak mengetahui bahwa beberapa hari ini Nanda sulit dihubungi karena dia ada di dalam penjara. Hadi sengaja tidak mengatakan apa-apa supaya Hana bisa fokus dengan pemulihannya.
Hadi sangat tahu dengan sifat adiknya. Dia yakin kalau Hana pasti khawatir kalau tahu Nanda selama ini ada di penjara karena dijebak oleh Jamal dan juga dibiarkan oleh ayahnya karena ayahnya Nanda agak ajaib.
Hadi juga yakin, pasti Hana berpikir kalau Nanda akan sengsara di dalam penjara, tidak makan dengan baik selama di penjara, dibully oleh narapidana di sana. Padahal, aslinya, Hadi yakin kalau Nanda lah pelaku bully nya kalau Nanda berada di penjara.
Nanda tersenyum manis ke Hana yang terlihat sekali sangat mengkhawatirkan Nanda. Kedua mata gadis itu sampai berkaca-kaca karena takut bahwa benar-benar terjadi sesuatu dengan Nanda sehingga Nanda sulit dihubungi olehnya.
"Kakak baik-baik aja, kok, cuma ada sesuatu yang harus kakak urus, maaf ya karena kakak nggak ada ngabarin" ucap Nanda dengan tatapan matanya begitu teduh mengarah ke Hana.
Sudahlah.
Ini saatnya Hadi sudahi warna merah muda di ruangan ini.
"Kamu sendirian aja Hana? Kak Qoni mana?" tanya Hadi dan dia langsung menggeser posisi Nanda supaya dia bisa lebih dekat dengan adiknya.
"Lagi nemuin dokter, Kak Qoni mau tahu gimana keadaan aku, bang. Siapa tahu hari ini aku bisa pulang, kan?" ucap Hana yang membuat Hadi terdiam.
Sampai sekarang, Hadi belum menemukan tempat tinggal baru untuk Hana. Kalau pun Hadi meminta Hana untuk tinggal sementara di kost nya, pasti Hana tidak mau.
Hadi juga tidak mau Hana tinggal di kost lama yang merupakan kost temannya Jamal.
"Iya ya, siapa tahu kamu sudah sehat dan bisa pulang sekarang, kebetulan nih, abang kamu mau ngasih kejutan ke kamu" ucap Nanda yang membuat Hadi mengernyitkan alisnya tidak mengerti.
Dia merasa kalau dia tidak menyiapkan kejutan apa-apa untuk Hana. Justru, dia yang merasa diberi kejutan sekarang berkat ucapan random dari Nanda.
Hadi menatap Nanda dengan tatapan bertanya tetapi Nanda malah tersenyum-senyum sambil menaik turunkan alisnya dengan wajah tengil yang rasanya ingin Hadi tabok.
"Kejutan? Ih, serius nih abang mau ngasih kejutan? Kejutan apa? Abang mau ngenalin pacar abang ke aku?"
"Pfft.." Nanda menahan tawanya karena mendengar pertanyaan polos Hana.
Sedangkan Hadi, dia hanya tersenyum getir karena adiknya itu tiba-tiba saja melontarkan pertanyaan yang sangat random itu kepadanya.
Hadi saja selama ini hanya dekat dengan enam bujang di kost, bagaimana caranya dia dekat dengan lawan jenis dan malah menjadikan lawan jenis itu pacarnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF NCT DREAM] Teduh
Fanfiction*Lanjutan dari cerita Tempat Untuk Pulang* Tujuh pemuda yang melanjutkan hidup mereka dengan tenang di rumah dua lantai. Namun, namanya hidup, walaupun kita ingin hidup bahagia, tentu saja akan ada cobaan yang menyertai. 1. Mark Lee as Mada Cazim 2...