Pagi itu, Janu dan Mada kembali ke kos karena mereka harus pergi bekerja. Sedangkan Hadi, dia akan kembali ke kos sebentar lagi karena semalam dia diberitahu oleh Zena kalau Hadi mulai bisa bekerja di toko sembakonya pukul 10 nanti.
Lalu, untuk Jiro, dia sebenarnya ingin mulai kuliah hari ini tetapi dilarang oleh abang-abangnya. Mereka semua dengan tegas meminta Jiro untuk istirahat saja dulu selama beberapa hari ini sampai jahitan di perutnya itu kering.
Sedangkan Cakra, dia hanya ada kuliah siang hari ini, makanya dia masih santai di ruang rawat Renjana bersama dengan Hadi dan Jiro.
Jangan ditanya di mana keberadaan Nanda, anak itu tidak pulang setelah dia pamit ke Hadi kalau dia ingin pergi menyelesaikan sesuatu ketika mereka berdua pergi menjenguk Hana.
"Ini suapan terakhir, Ren. Habisin. Mau gue laporin ke Dokter Elias?" ucap Hadi yang melihat ada satu sendok bubur ayam di atas mangkuk plastik yang Renjana taruh di pangkuannya.
Jiro dan Cakra hanya saling pandang sambil menikmati bubur ayam mereka yang tadi dibawakan oleh Mada dan Janu sebelum mereka benar-benar pergi bekerja, mereka juga tadi membawakan pakaian serta peralatan mandi untuk Hadi, Cakra, dan Jiro.
Dengan malas, Renjana menyuapkan satu sendok terakhir itu ke mulutnya, dia juga tidak langsung mengunyah dan menelan bubur itu, tapi bubur tersebut malah ia tahan di dalam mulutnya, membuat Hadi gemas sendiri.
"Kunyah! Terus telan!" seru Hadi seperti emak-emak yang kesal lihat anaknya malas makan.
"KUNYAH."
Hadi akhirnya menghembuskan nafas lega melihat Renjana mengunyah bubur ayam itu dan menelannya dengan raut wajah terpaksa.
"Yeeeee, buburnya habiiss, anak pintaar~"
Renjana mendelik kesal ke Hadi yang tidak terlalu peduli dengan delikan kesal temannya itu. Dia hanya sibuk membereskan bekas bubur yang mereka makan sebelum dia kembali ke kos untuk bersiap-siap pergi bekerja di tempat barunya.
"Bang Renja kayak anak TK" ucap Cakra dan tentu saja dia mengatakannya dengan suara berbisik, mana mau dia kena omel lagi, cukup semalam dia diomeli oleh Renjana karena masalah rokok itu.
"Iya, dia kalo makan nggak pernah habis, persis kayak anak TK" bisik Jiro ke Cakra yang menganggukkan kepalanya setuju.
"Nah, kalian diem di sini ya sampe Om Darma dateng. Jangan ada yang pergi sendirian atau ninggalin Renja sendirian, pokoknya kalian bertiga harus bareng-bareng sampe Om Darma datang, oke?" ucap Hadi sambil meraih paper bag yang berisikan pakaian kotor milik Jiro dan Hadi.
"Jiro, nanti lo jangan lupa ganti perbannya, minta tolong perawat sini aja atau sama dokter Elias" ucap Hadi lagi.
"Oke, kaak" ucap Jiro sambil mengacungkan jempolnya.
"Lah? Lo pulang sendiri, bang?" tanya Cakra yang melihat Hadi sudah bersiap-siap hendak pulang.
"Nggak lah, gue pulang sama Tio, berangkatnya bareng Tio juga" jawab Hadi lalu pandangan matanya ia arahkan ke Renjana.
"Minum vitamin sama obatnya, awas aja nggak lu minum!"
"Iyaaaaa" ucap Renjana dengan malas.
Setelahnya, Hadi pun keluar dari ruang rawat tersebut. Tersisa hanya dua bocah dan satu bocah jadi-jadian di ruangan itu.
"Bang, jalan-jalan yuk!"
***
Baru saja Janu tiba di tempat kerja, dia sudah disambut oleh Dewi yang langsung melemparkan begitu banyak pertanyaan ke Janu mengenai keadaan Renjana. Wajah pucat dan khawatir dari Dewi membuat Janu jadi ragu mengatakan apa yang selama ini terjadi dengan Renjana.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF NCT DREAM] Teduh
Fanfiction*Lanjutan dari cerita Tempat Untuk Pulang* Tujuh pemuda yang melanjutkan hidup mereka dengan tenang di rumah dua lantai. Namun, namanya hidup, walaupun kita ingin hidup bahagia, tentu saja akan ada cobaan yang menyertai. 1. Mark Lee as Mada Cazim 2...