Pagi ini suasana di kost dipenuhi dengan sebuah perdebatan yang diawali oleh Hadi.
Itu semua karena Hadi tiba-tiba ingin pindah kost dan mengajak semua temannya untuk pindah dari kost milik Jamal ini. Mereka semua tentu bingung dengan keputusan Hadi itu. Dia sangat menggebu-gebu ingin pindah.
"Tapi, rumah ini deket sama kampus gue, bang. Mana fasilitasnya oke, harganya pun terjangkau" ucap Cakra yang sebenarnya disetujui oleh Hadi.
Baru kali ini Hadi menemukan kost yang fasilitasnya sangat memadai tapi harganya bisa dijangkau oleh isi dompetnya.
Harus dia akui kalau Jamal tidak neko-neko dalam mematok harga sewa kost dan dia juga selalu mendengarkan pendapat anak-anak. Kalau ada yang kurang atau ada barang yang rusak di kost, Jamal akan dengan cepat mengatasinya.
"Sial, si Jamal itu Pak Kost yang baik tapi dia psikopet, gimana dong?" gumam Hadi yang jadi bingung sendiri harus bagaimana.
Ternyata orang yang terlihat baik belum tentu baik.
"Udah, nanti aja bahas masalah pindah kost. Sekarang ini, Renja lebih penting. Pagi ini kita semua ada kegiatan. Stop di sana Nanda, lo harus pergi kerja, mentang-mentang itu perusahaan punya bokap lo, bukan berarti lo harus seenak jidat lo" ucap Mada membuat Nanda mengatupkan bibirnya yang maju lima senti.
Kebetulan hari ini mereka semua ada kegiatan di pagi hari.
Mada, Janu, dan Nanda tentu pergi bekerja. Cakra ada kelas pagi dan Hadi pun ada kerja kelompok di kampusnya lalu lanjut ada kelas di siang hari.
"Atau, Renja kita antar aja ke tempat Jiro? Kan di sana ada Bang Farhan?" usul Mada.
"NGGAK! NGGAK BOLEH!" seru Hadi panik membuat mereka semua menatap anak itu heran.
Hadi takut kalau Jamal ada di sana nantinya dan dia tidak mau ada hal buruk yang terjadi tanpa ada mereka di sekitar Renjana.
Farhan dan Jiro tidak tahu kalau dalang di balik semua ini adalah Jamal. Dan Hadi tidak mau mengambil risiko. Tapi, bukan kah saat ini posisi Farhan dan Jiro juga sangat berbahaya?
Aduh, Hadi jadi bingung!
"Lah? Lu kenapa dah?" tanya Janu yang kebingungan melihat sikap Hadi.
"Atau, kita minta tolong lagi ke nyokap lo, Cak?" tanya Mada pada Cakra yang langsung gelagapan.
"Anu, mommy dan daddy gue lagi diluar kota bang" ucap Cakra yang terpaksa berbohong.
Nanda diam-diam mengamati tingkah Hadi dan dia tahu kalau Hadi bersikap berlebihan. Hadi memang terkadang berlebihan, tetapi reaksi berlebihan dari Hadi ini lebih ekstrim dari pada biasanya.
Nanda kalau menjadi Hadi juga tidak mau membiarkan Renjana dan Jiro tanpa ada pengawasan walaupun Farhan juga ada di sana. Alasan Nanda melakukan hal demikian karena dia mencurigai Jamal dan kawan-kawannya.
Jadi, apakah Hadi juga curiga dengan Jamal?
Atau jangan-jangan nih anak tahu sesuatu?
Nanda abaikan dulu masalah Hadi ini.
Nanda mulai memutar otaknya.
Kalau Nanda meminta bantuan orang suruhan ayahnya, Nanda tidak mau membuat Jamal merasa kalau Nanda sedang mencurigainya.
Bukan kah nanti Jamal berpikiran yang macam-macam kalau Nanda meminta bodyguard ayahnya hanya untuk menjaga Renjana padahal Renjana bisa saja dititipkan ke Farhan?
Nanda tidak punya pilihan lain.
"Renja di rumah gue aja. Biar bokap gue yang jagain Renja."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF NCT DREAM] Teduh
Fanfiction*Lanjutan dari cerita Tempat Untuk Pulang* Tujuh pemuda yang melanjutkan hidup mereka dengan tenang di rumah dua lantai. Namun, namanya hidup, walaupun kita ingin hidup bahagia, tentu saja akan ada cobaan yang menyertai. 1. Mark Lee as Mada Cazim 2...