Chapter 41

670 94 33
                                    

Cakra meraih ponselnya yang ia taruh di saku celana. Dia yang saat ini sedang santai menonton acara variety show di televisi setelah mengobrol dengan Nanda sampai Nanda tertidur, langsung menjawab panggilan yang merupakan panggilan dari Julian itu.

Cakra cukup heran karena tidak biasanya Julian meneleponnya kecuali jika ada hal yang penting. Namun, Cakra tetap menjawab panggilan dari Julian tersebut.

"Halo, Jul? Ada apa?" tanya Cakra sambil menyuapkan kacang ke dalam mulutnya.

Dia terkekeh kecil ketika melihat host acara tersandung kakinya sendiri hingga dia jatuh terjerembab di depan bintang tamunya.

"Lo nggak ke kampus, Cak?"

Cakra menggelengkan kepalanya, "Nggak, Jul, abang kost gue lagi nggak enak badan. Karena nggak ada yang jagain dia, jadi gue mutusin nggak kuliah hari ini."

Janu dan Mada harus pergi ke kantor karena ada pekerjaan yang tidak bisa mereka tinggal. Cakra ingat bagaimana bos nya Mada marah-marah ke abangnya itu. Suara marahnya saja sampai tembus dari telepon tersebut dan mampu didengar oleh Cakra.

Sedangkan Janu, bosnya tidak jadi marah setelah mendengarkan penjelasan Janu.

"Lo kenapa nelepon gue, Jul?" tanya Cakra.

"Nggak ada, gue cuma kesepian aja. Nggak ada temen di kos, dan cuma lo yang mau nemenin gue merokok sampai mampus."

Cakra mengerjapkan matanya. Dia baru sadar kalau dia beberapa hari ini tidak merokok. Karena situasi yang terjadi, Cakra sampai tidak ada menyentuh benda tersebut. Bahkan, dia juga jarang sekali bermain dengan Julian ketika dia biasanya suka bermain ke kost Julian.

"Maaf ya, Jul. Gue nggak bisa ke sana karena nanti nggak ada yang jagain abang gue" jelas Cakra.

"Iya, nggak pa-pa, Cak. Oke deh, Cak. Sorry ya karena gue udah gangguin lo."

"Gue nggak merasa tergang-"

Cakra mengerjapkan matanya lagi karena Julian telah mengakhiri panggilan mereka berdua tanpa mendengar ucapan Cakra.

"Apa Julian sebenarnya kesal?" gumam Cakra.

Tapi, mau bagaimana lagi? Cakra tidak bisa meninggalkan Nanda sendirian. Abangnya itu belum terlalu sehat dan Cakra hanya tidak mau terjadi apa-apa pada Nanda kalau dia memaksakan dirinya untuk pergi menemui Julian.

Baru saja Cakra hendak meletakkan ponselnya di atas meja, sebuah panggilan kembali masuk ke ponsel Cakra. Anak itu kembali meraih ponselnya lalu tertegun ketika ia tahu yang meneleponnya adalah sang ibu.

Sudah lama dia tidak menghubungi orang tuanya setelah perdebatan hebat karena Cakra ketahuan merokok.

"Halo, mommy?"

"Cakra? Cakra baik-baik aja kan?"

Cakra merindukan ibunya.

Mendengar suara sang ibu, membuat Cakra ingin sekali menemui ibunya itu.

"Cakra baik, kok. Mommy gimana? Momny baik-baik aja kan? Daddy nggak marah-marah lagi ke Mommy kan?" tanya Cakra yang ingin sekali tahu keadaan sang ibu.

"Cakra..., Cakra nggak bakalan ninggalin mommy kan?"

Cakra tertegun, "Mommy..., kenapa mommy ngomong kayak gitu? Cakra nggak bakalan ninggalin mommy."

Suara anak itu bergetar karena hatinya terenyuh mendengar pertanyaan sang ibu.

Bahkan, ibunya bertanya sambil terisak kecil.

"Mommy, nanti Cakra pulang ke rumah. Tungguin Cakra ya? Mommy mau kan nungguin Cakra?"

***

[FF NCT DREAM] TeduhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang