Mada berhasil mendapatkan izin pulang lebih cepat berkat bantuan Ulfa.
Dia tidak henti mengucapkan terima kasih kepada Ulfa yang lama-lama risih karena Mada terus saja memegang tangannya sambil mengucapkan terima kasih.
"Sana pergi! Katanya lo pengen lihat keadaan adik lo?"
Karena ucapan Ulfa itu, Mada segera memesan taksi online menuju rumah sakit. Dia beberapa kali mencoba menghubungi Nanda tetapi tidak ada jawaban dari anak itu. Lalu, tidak lama setelahnya, Nanda mengirim pesan ke Mada kalau di rumah sakit sudah ada Cakra, sedangkan yang lain ada di rumah.
Namun, Mada memilih untuk ke rumah sakit terlebih dahulu. Dia ingin tahu keadaan Jiro karena anak itu mendapat luka tusuk di perutnya.
Setibanya Mada di rumah sakit, dia melihat Cakra, Farhan, serta Jamal ada di kursi dekat lorong rumah sakit.
Ketika Cakra menolehkan kepalanya dan menatap Mada, langsung saja anak itu berdiri dan berlari kecil mendekati Mada.
"Abang!" panggil Cakra yang terlihat lega sekali sudah ada Mada di sini.
Jujur saja, Cakra merasa gugup di antara Farhan dan Jamal, padahal dia biasanya akrab-akrab saja dengan Jamal. Tapi, entah kenapa Jamal terlihat seperti tidak ingin diganggu sehingga Cakra memilih diam.
"Gimana keadaan Jiro?" tanya Mada dengan nada cemasnya.
"Keadaan Jiro baik bang. Tadi udah sadar, cuma disuruh istirahat lagi sama dokternya" jelas Cakra dan Mada hanya menganggukkan kepalanya mengerti.
Lalu, pandangan matanya ia arahkan ke Farhan yang penampilannya sangat kacau.
"Bang, gue sama Cakra bisa jagain Jiro di sini. Abang kalau mau istirahat, nggak pa-pa istirahat aja dulu" ucap Mada pada Farhan karena dia tidak tega melihat keadaan Farhan.
Farhan tersenyum tipis, "Nggak pa-pa, saya di sini aja jagain Jiro, kalian kalau mau pulang, pulang aja" ucap Farhan menolak tawaran Mada.
"Tapi, lo butuh makan dan butuh tidur, Farhan. Nanti kan lo bisa ke sini lagi" ucap Jamal dan disetujui oleh Mada.
"Iya, bang, abang pulang aja dulu, nanti abang ke sini lagi" ucap Mada berusaha meyakinkan Farhan kalau Mada dan Cakra bisa menjaga Jiro selama pria itu pulang ke rumah.
Karena tidak henti dibujuk oleh Jamal dan Mada, akhirnya Farhan pun pulang ke rumah dan berjanji akan secepatnya tiba di rumah sakit. Tersisa Jamal, Mada, dan Cakra di sana yang duduk di kursi sambil menyibukkan diri dengan kegiatan masing-masing.
"Kok bisa kayak gini, bang?" tanya Mada pada Jamal.
Jamal menghembuskan nafas lelah lalu dia mengedikkan bahunya.
"Abang juga nggak tahu, Da. Waktu abang ke rumah sama Leo karena mau pasang CCTV, abang udah lihat Dek Renjana sama Jiro udah tergeletak di ruang tamu" jelas Jamal yang didengarkan dengan baik oleh Cakra dan Mada.
"Abang udah lihat Jiro perutnya berdarah dan Dek Renjana pingsan nggak jauh dari Jiro. Waktu abang deketin adek, dia sadar dan langsung histeris waktu lihat abang. Dia terus ngomong orang aneh sambil ngelihatin abang sama Leo. Jujur, abang bingung banget kenapa adek responnya begitu."
Mada dan Cakra diam mendengarkan penjelasan Jamal. Mada menghela nafas lelah ketika ia tahu kejadian ini ada hubungannya dengan orang aneh tersebut.
"Haaah, seandainya gue lebih cepet bertindak. Ini semua salah gue. Gue terlalu meremehkan masalah ini dan percayakan seluruhnya ke Nanda. Seharusnya gue juga bertindak, bukan cuma nungguin Nanda" ucap Mada yang kesal sekali dengan dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF NCT DREAM] Teduh
Fanfiction*Lanjutan dari cerita Tempat Untuk Pulang* Tujuh pemuda yang melanjutkan hidup mereka dengan tenang di rumah dua lantai. Namun, namanya hidup, walaupun kita ingin hidup bahagia, tentu saja akan ada cobaan yang menyertai. 1. Mark Lee as Mada Cazim 2...