Tidak ada yang berbicara di antara mereka sesudah mendengarkan penjelasan dari Zena. Bahkan, setelah Zena pamit pulang pun, mereka masih diam karena saat ini, isi kepala enam pemuda tersebut begitu berisik.
Semua masalah menimpa mereka secara bertubi-tubi.
Mereka sampai tidak mengerti, sebenarnya saat ini, takdir ingin memberikan apa kepada mereka? Semua masalah ini sangat melelahkan, baik fisik maupun batin.
Diawali dengan masalah Renjana yang babak belur sehingga tulang rusuknya patah.
Dan sampai Hana juga dibuat babak belur oleh rentenir yang ternyata ada sangkut pautnya juga dengan Jamal dan John.
Dan puncak dari segala puncak masalah ini adalah, Jiro yang kena tikam oleh Jamal karena Jamal ingin membalaskan dendamnya kepada Farhan yang ternyata penyebab seseorang yang Jamal sayang meninggal dunia.
Lalu, yang membuat mereka semua semakin lelah adalah, ternyata Farhan diam-diam kabur dan meninggalkan adik kandungnya di sini.
Dan mereka sebenarnya sudah tidak sanggup menyambut masalah apa pun lagi di dalam hidup mereka. Tetapi, sepertinya, mereka tidak akan jauh dari masalah itu mengingat Jamal sepertinya memiliki rencana untuk menghabisi mereka.
Itu semua karena mereka sudah terlanjur terlibat dengan masalah besar ini. Mereka yakin, Jamal pasti sedang memikirkan cara untuk membungkam siapa pun yang ikut campur dengan masalahnya bersama Farhan.
"Dan kayaknya, Jamal nggak suka kalo kita deket-deket ama lo, Ren" ucap Hadi ke Renjana yang sedang melamun itu.
Renjana menolehkan kepalanya ke Hadi yang terlihat sekali dia cemas kalau terjadi sesuatu kepada mereka ke depannya.
Hadi juga sebenarnya lebih takut jika Jamal melakukan hal mengerikan ke Renjana.
Ibaratnya, Renjana itu sendirian. Dia tidak punya keluarga yang bisa melindunginya dari Jamal, sehingga Renjana hanya memiliki mereka seorang, teman-temannya. Jika Jamal berhasil menyingkirkan mereka, Renjana nanti akan meminta bantuan kepada siapa?
"Apa..., Bang Jamal berbuat sesuatu ke kalian?" tanya Renjana.
Dia jadi memikirkan, apakah Jamal kesal karena Renjana pernah marah ke Jamal dan membuat Jamal benar-benar ingin menghabisi teman-temannya?
Janu mendengus, "Kalau Jamal macam-macam, tinggal gue gebukin aja. Lo nggak usah khawatir sama hal itu, Ren."
Namun, tetap saja Renjana khawatir. Dia pun menundukkan kepalanya dan memikirkan apakah semua ini terjadi karena kesalahannya?
Sedangkan Cakra, dia hanya bisa duduk di sofa dan tidak bisa fokus mendengarkan abang-abangnya berbicara karena dia terus memikirkan masalah Julian.
Cakra benar-benar takut kalau nanti akan ada polisi yang datang untuk menangkapnya walaupun dia sebenarnya tidak yakin apakah benar rokok yang pernah Julian tawarkan kepadanya adalah salah satu dari obat-obatan terlarang itu atau tidak.
"Cak, lo tahu nggak kalo Jamal kerjasama perusahaan bokap lo?" tanya Nanda ke Cakra yang mengerjapkan matanya.
"Tahu, bang. Kan, gue pernah bilang kalo Bang Jamal kayak ada bisnis gitu sama daddy, tapi gue nggak tahu bisnis apa yang dia tawarin ke daddy" jawab Cakra yang merasa kikuk karena semua mata tertuju kepadanya.
"Kenapa lo nanyain itu, Nan?" tanya Mada karena tiba-tiba saja Nanda bertanya seperti itu.
Nanda seolah ingin mengatakan, bahwa akan ada sesuatu yang terjadi karena orang tua Cakra berkerjasama dengan Jamal yang entah bisnis seperti apa yang ditawarkan oleh Jamal.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF NCT DREAM] Teduh
Fanfiction*Lanjutan dari cerita Tempat Untuk Pulang* Tujuh pemuda yang melanjutkan hidup mereka dengan tenang di rumah dua lantai. Namun, namanya hidup, walaupun kita ingin hidup bahagia, tentu saja akan ada cobaan yang menyertai. 1. Mark Lee as Mada Cazim 2...