Chapter 44

623 98 13
                                    

Laki-laki itu memperkenalkan dirinya sebagai Radit.

Tidak sesuai dengan raut wajahnya yang terkesan bengis, justru Radit ini sangat ramah dan sopan. Dia bahkan masih sempat minta izin pada Nanda dan Cakra ketika dia ingin masuk ke dalam rumah karena ada sesuatu yang ingin ia sampaikan ke mereka berdua.

Cakra beberapa kali menyikut Nanda karena penampilan urakan Radit justru berbanding terbalik dengan sifatnya.

Radit tersenyum ramah ketika Cakra membawakan minuman serta makanan di atas meja. Radit bahkan berterima kasih pada Cakra ketika Cakra menyuruh Radit untuk minum dan mencicipi hidangan yang tersaji di atas meja.

Tidak hanya Cakra yang shock karena perilaku Radit.

Nanda pun juga sama shocknya.

Dia yang telah membaca semua riwayat hidup Radit dari Pak Hasan, tidak pernah membayangkan kalau sosok Radit akan se-sopan dan se-ramah ini.

Nanda sampai berkesimpulan kalau Radit ini memiliki kepribadian ganda.

Mengingat, rata-rata penghuni kost lama problematik semua bahkan sampai ke pemilik kosnya.

Nanda berdehem, "Jadi, Bang Radit mau nyampein apa ke kita?"

Nanda sebenarnya tidak mau bercakap-cakap dulu dengan Radit karena dia khawatir dengan keadaan Renjana dan Jiro. Dia juga sekalian ingin melihat keadaan Hana.

Tapi, karena Radit sampai memiliki keberanian menghampiri mereka walaupun ada saatnya Jamal datang ke rumah itu dan memergoki Radit ada di sana, membuat Nanda pun memutuskan untuk mendengarkan ucapan Radit.

Terlebih, Radit mengatakan kalau pesan yang ingin ia sampaikan itu penting.

Radit tidak langsung menjawab, pandangan matanya ia edarkan ke seluruh ruangan dan berhenti di sebuah dinding dekat lemari. Radit menatap lekat dinding tersebut sebelum akhirnya ia menatap Nanda serta Cakra secara bergantian.

"Ini tentang Jammy" ucap Radit.

"Abang nggak bisa lama-lama jelasin ke kalian. Abang cuma bisa menyampaikan hal penting saja karena saat ini, abang juga sedang dicari-cari sama Jammy" ucap Radit membuat Nanda bahkan Cakra mengernyitkan alis mereka.

Apa yang Radit lakukan sampai-sampai Jamal mencarinya?

Nanda langsung teringat dengan masa lalu Radit yang ada hubungannya dengan penggelapan dana.

Apakah Jamal juga menjadi korban penggelapan dana sehingga dia mencari Radit?

"Hal penting apa yang pengen abang sampaikan? Kita juga nggak ada waktu, bang. Kita mau jenguk temen kita di rumah sakit" jelas Cakra dan Radit pun menganggukkan kepalanya mengerti.

"Sejak awal, target Jammy itu cuma Farhan. Ingat ini baik-baik."

Nanda dan Cakra sama-sama mengerjapkan mata mereka setelah mendengar ucapan Radit.

"Jammy itu memang gila. Jadi, untuk melawannya, kalian juga harus sama gilanya dengan Jammy."

Cakra melirik Nanda.

Cakra merasa hanya kegilaan Nanda yang mampu melawan kegilaan Jammy.

"Jammy itu anak tunggal. Dia nggak punya saudara dan dia anak broken home. Dia cuma tinggal sama pamannya dan sekarang dia memilih tinggal sendiri."

Radit menghembuskan nafas dengan kuat. Dia mencari sesuatu di dalam saku jaketnya lalu meletakkan benda yang ia cari ke atas meja.

Sebuah foto.

"Karena Jammy anak tunggal, dia selalu berambisi ingin memiliki saudara. Dia selalu berangan-angan ingin mempunyai adik yang penurut, baik, dan baik hati. Apa lagi, dia sangat suka dengan adik yang penurut."

[FF NCT DREAM] TeduhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang