"KAKAK!"
Jiro berteriak dengan keras ketika melihat Renjana tergeletak begitu saja di lantai yang dingin setelah orang berjaket hitam itu membenturkan kepala Renjana ke pintu sangat keras.
Kedua matanya bergetar karena ketakutan.
Rasa kantuknya menghilang dan berubah menjadi rasa takut serta khawatir setelah melihat keadaan Renjana.
Dia ingin menolong Renjana, tetapi orang berjaket itu malah melangkahkan kakinya mendekati Jiro sehingga anak itu memundurkan langkahnya dengan pandangan mata tidak lepas dari orang aneh yang mengangkat sebilah pisau tajamnya tinggi-tinggi.
Jiro berlari menyelamatkan diri sehingga orang berjaket itu mengikuti Jiro yang membawa langkah kakinya menuju dapur. Tujuan Jiro ke sana untuk mengambil sesuatu yang bisa membuat orang berjaket itu mundur.
Tangan Jiro dengan cepat meraih pisau dapur yang ada di dekat tempat pencucian piring. Dia mengacungkan pisau di tangannya ke arah orang aneh berjaket hitam yang langsung berhenti melangkah setelah melihat Jiro juga membawa senjata tajam untuk melindungi dirinya.
"K-kamu siapa?" tanya Jiro dan dia mengutuk tangannya yang memegang pisau justru bergetar karena dia terlalu takut saat ini.
Dan rasa takut yang paling mendominasi adalah rasa takutnya akan keadaan Renjana.
Dia takut Renjana yang masih dalam masa pemulihan itu akan kembali masuk rumah sakit karena benturan yang ia dapatkan di keningnya. Jiro juga takut tulang Renjana akan patah lagi.
Dia takut orang ini nekat melukai mereka.
Jangan sampai pisau tajam itu mengenai temannya yang sudah ia anggap seperti kakak kandungnya sendiri.
"Tanya sama kakak sialan kamu itu, Jiro Karunasankara."
Jiro tertegun ketika sosok itu menyebut kakaknya.
Dan dia juga tidak menyangka, kalau sosok itu mengetahui namanya.
Jiro pun semakin ketakutan.
***
Sedangkan di dekat pintu, perlahan Renjana membuka matanya. Dia pun tersadar dari pingsannya karena kepalanya dibenturkan ke pintu.
Renjana menyentuh keningnya yang menjadi korban benturan. Rasanya sangat sakit dan berhasil membuat kepalanya pusing. Renjana sampai menopang ke pintu ketika dia mencoba berdiri untuk mencari keberadaan Jiro.
Renjana meringis ketika merasakan nyeri di dekat dadanya. Dia terbatuk beberapa kali dan berusaha menghilangkan pusing yang ia rasakan. Pandangan matanya sempat berkunang-kunang ketika Renjana mencoba melangkahkan kakinya mencari Jiro.
Dia sangat takut terjadi apa-apa pada Jiro ketika ia pingsan tadi.
BRAK!
Renjana terkesiap mendengar keributan dari arah dapur. Tanpa memikirkan sakit yang ia rasakan, Renjana berlari menuju dapur dan mendapati Jiro sudah terbaring di lantai dengan orang aneh berjaket hitam itu hendak menikam Jiro menggunakan pisau.
Renjana meraih buku tebal yang terletak di atas meja lalu melemparnya ke orang berjaket itu. Buku tebal milik Mada tersebut mendarat sempurna di kepala orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF NCT DREAM] Teduh
Fanfiction*Lanjutan dari cerita Tempat Untuk Pulang* Tujuh pemuda yang melanjutkan hidup mereka dengan tenang di rumah dua lantai. Namun, namanya hidup, walaupun kita ingin hidup bahagia, tentu saja akan ada cobaan yang menyertai. 1. Mark Lee as Mada Cazim 2...