Padahal, Cakra hanya sehari tidak pergi ke kampus tetapi entah kenapa suasana di kampus saat ini terasa asing baginya. Mungkin karena dia keseringan tidak masuk kelas, sehingga dia pun jadi asing dengan keadaan di kelas bahkan ketika berinteraksi dengan teman-teman sekelasnya.
Cakra tiba-tiba memikirkan nasib Julian.
Dia ingin tahu Julian berada di mana sekarang. Apa dia mendekam di penjara, atau berada di tempat rehabilitasi?
Cakra juga ingin mendengarkan cerita dari Julian. Dia baru sadar, kalau selama ini Julian selalu menjadi pendengar Cakra dan mendengarkan keluh kesah Cakra. Tapi, Cakra sekali pun tidak pernah mendengar keluh kesah Julian.
"Melamun aja lo!"
Cakra tersentak kaget karena gebrakan meja dari Satria, temannya itu duduk di bangku kosong yang ada di samping kanan Cakra.
"Ngagetin aja lu, Sat!" gerutu Cakra dan Satria hanya terkekeh.
"Kenapa lo sama Jiro susah banget, sih dihubungi? Apalagi si Jiro tuh, Wina sampe kayak emak kehilangan anaknya karena Jiro nggak ada kabar."
Cakra meringis mendengar ucapan Satria. Dia tidak bisa memberitahu situasi yang terjadi saat ini. Walaupun Cakra dekat dengan Satria, alangkah baiknya kalau Satria tidak tahu menahu tentang masalah mereka dengan Jamal.
Dan tentu saja Cakra tidak mau memberitahu kalau kakaknya Jiro terlibat kasus yang mungkin akan menyeret kakaknya itu ke penjara.
Seketika, Cakra memikirkan nasib Jiro jika Farhan benar-benar di penjara. Dia takut sekali kalau berita mengenai kakak Jiro masuk penjara karena terlibat kasus pembunuhan akan tersebar luas. Cakra tidak mau Jiro menjadi bahan gosip dan olok-olokan oleh semua orang.
Apalagi Jery. Bisa gawat kalau anak itu tahu apa yang terjadi pada kakaknya Jiro.
"Hoi! Malah melamun lagi lo!" gerutu Satria membuat Cakra mengerjapkan matanya, anak itu terkekeh pelan sambil mengusap tekuknya dengan canggung.
"Jiro kan lagi masa pemulihan, Sat. Bilangin aja kayak gitu ke Wina" jelas Cakra. Dia pun memberikan jawaban apa adanya ke Satria yang ternyata menerima jawaban dari Cakra itu tanpa bertanya lebih jauh.
"Oh iya, Jery ada nggak bertingkah? Atau dia nyebarin gosip tentang Jiro?" tanya Cakra ke Satria yang menggelengkan kepalanya.
"Kalo desas-desus yang gue dengar, Jery makin pendiam. Nggak tahu deh kenapa dia kayak gitu" jawab Satria yang terdengar tidak peduli dengan kehidupan Jery.
Satria adalah salah satu dari ribuan mahasiswa yang tidak suka dengan Jery karena suka sekali membenci seseorang tanpa alasan. Dan yang membuat semua orang tidak senang dengan Jery adalah dia mainnya suka keroyokan dan menggunakan orang lain untuk mengotori tangannya.
Cakra sendiri yang mendengar jawaban Satria mulai memutar otak.
Apakah Jery berubah karena Cakra menonjok anak itu sebelumnya?
***
Sepulang dari kantor, Janu memutuskan untuk langsung saja pergi ke rumah orang tuanya, tidak lupa dia mengabarkan perihal itu ke teman-temannya di grup.
Janu membelah jalanan yang ramai karena memang jam pulang kantor, walaupun begitu keadaan di lalu lintas tidak macet, hanya saja banyak pengendara yang sepertinya ingin cepat-cepat pulang ke rumah setelah seharian bekerja. Suara klakson saling bersahutan, apalagi ketika berhenti di lampu merah. Padahal baru lampu kuning tetapi orang-orang sudah membunyikan klakson dengan brutal. Belum lagi pengendara mobil mengemudikan mobil mereka dengan kecepatan seperti pembalap F1 di lajur kanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF NCT DREAM] Teduh
Fanfiction*Lanjutan dari cerita Tempat Untuk Pulang* Tujuh pemuda yang melanjutkan hidup mereka dengan tenang di rumah dua lantai. Namun, namanya hidup, walaupun kita ingin hidup bahagia, tentu saja akan ada cobaan yang menyertai. 1. Mark Lee as Mada Cazim 2...