Setibanya Cakra di rumah sakit, dia melihat Nanda duduk di kursi yang ada di lorong rumah sakit.
Hanya ada Nanda seorang diri di sana sambil menggenggam ponselnya. Raut wajah Nanda terlihat sangat serius. Tidak biasanya Cakra melihat Nanda seperti itu.
"Bang?"
Nanda menoleh dan seketika wajah seriusnya tadi tergantikan dengan senyuman.
"Dari mana aja lo, Cak? Tolong lo di sini nemenin Bang Farhan yang lagi jagain Jiro. Gue mau pergi sebentar" ucap Nanda pada Cakra yang menganggukkan kepalanya mengerti.
"Bang, sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Cakra pada Nanda yang hanya bisa menghembuskan nafas lelah.
Nanda tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi kepada Cakra karena dia belum mendengar cerita apa pun dari Renjana.
Nanda hanya mendapat cerita dari Jamal kalau dia menemukan Renjana dan Jiro sudah tergeletak di dekat ruang tamu ketika laki-laki itu datang berkunjung bersama Leo.
Terlebih, CCTV belum terpasang di rumah tersebut sehingga Nanda tidak tahu bagaimana seseorang itu bisa masuk ke dalam rumah.
Seseorang yang telah menyakiti Jiro dan Renjana.
"Jiro baik-baik aja kan, bang?" tanya Cakra sebelum Nanda benar-benar pergi meninggalkan rumah sakit.
"Jiro baik, beruntung lukanya nggak dalam. Kita tinggal nunggu Jiro sadar aja. Tolong ya, Cak. Bang Farhan masih shock banget ngeliat keadaan Jiro" ucap Nanda.
Cakra menghela nafas lega. Dia bersyukur karena keadaan Jiro tidak seburuk yang ia kira.
"Oke bang, lo bisa percaya sama gue buat jagain Bang Farhan sama Jiro."
Setelahnya, Cakra melihat keadaan Nanda yang baginya terlihat sangat kacau. Dalam sekali lihat, sudah jelas sekali kalau Nanda memiliki banyak hal yang ia pikirkan.
"Dan buat lo bang. Tolong, jaga diri lo. Kalo capek istirahat. Lo harus lihat bentukan lo sekarang bang. Kacau banget" ucap Cakra dan Nanda hanya mendengus geli, dia mengibaskan tangannya ke Cakra seolah meminta Cakra untuk tidak terlalu mengkhawatirkan keadaannya.
"Lo nggak usah khawatir sama masalah itu. Gue tahu batasan gue sendiri, Cak."
Setelah mengatakan itu, Nanda pun pergi meninggalkan Cakra yang benar-benar kepikiran dengan keadaan teman-temannya.
Terlebih, Cakra memikirkan Nanda yang selama ini selalu berusaha melindungi mereka. Walaupun Nanda menyebalkan, namun Nanda selalu mengeluarkan seluruh kemampuannya untuk melindungi mereka dan tidak akan ada orang lain yang mampu mengusik mereka.
Cakra hanya tidak mau, Nanda sampai melupakan dirinya sendiri hanya karena dia ingin melindungi mereka.
Sampai detik ini pun, Nanda tidak lagi menceritakan keluh kesahnya kepada mereka.
Nanda seolah-olah merasa bertanggung jawab atas apa yang terjadi kepada mereka, walaupun sebenarnya, Cakra dan juga teman-teman yang lain ingin sekali mendengar Nanda meminta bantuan mereka.
Mereka akan dengan senang hati menolong Nanda.
"Seandainya, hubungan gue sama daddy lagi baik sekarang. Mungkin gue bisa bantuin lo, bang.."
***
"Janu, tolong jangan gegabah, Janu! JANU!"
Hadi kewalahan menahan Janu yang saat ini sangat marah.
Janu terlihat mengerikan membuat Hadi sebenarnya takut mendekati anak itu.
Sebenarnya, Hadi juga sama marahnya dengan Janu ketika mereka mendengar satu nama dari Renjana. Tapi, Hadi juga tidak ingin terlalu ceroboh dalam bertindak karena dia takut, aksi mereka ini akan berdampak ke Renjana nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF NCT DREAM] Teduh
Fanfiction*Lanjutan dari cerita Tempat Untuk Pulang* Tujuh pemuda yang melanjutkan hidup mereka dengan tenang di rumah dua lantai. Namun, namanya hidup, walaupun kita ingin hidup bahagia, tentu saja akan ada cobaan yang menyertai. 1. Mark Lee as Mada Cazim 2...