Chapter 72

535 90 15
                                    

Berita itu tersebar luas dan menjadi topik hangat di penjuru negeri.

Seorang anak dari politikus ditangkap karena diduga melakukan pembunuhan dan percobaan pembunuhan terhadap seorang pemuda berusia 21 tahun.

Semua orang mengenal siapa itu Jeffry Daniel Alviano, seorang anggota dewan yang terkenal akan kebaikannya serta mengayomi rakyat. Seluruh masyarakat mengetahui bagaimana sosok Jeffry yang selalu menyuarakan keinginan masyarakat, terlebih masyarakat yang kurang mampu.

Berita ini membuat masyarakat yang mengagumi sosok Jeffry begitu terkejut, karena tidak menyangka bahwa anak laki-lakinya yang bernama Jammy Alviano itu ternyata seorang pembunuh.

Yang membuat mereka semakin terkejut dan menjadi kecewa dengan sosok Jeffry ini adalah, ketika mereka tahu bahwa Jeffry membiarkan anaknya berkeliaran dan bahkan menjalankan bisnisnya setelah membunuh orang lain dan berusaha membunuh seorang pemuda karena dendam.

Walaupun Jeffry telah membuat pernyataan bahwa dia tidak pernah menyembunyikan kejahatan anaknya dan dia "tidak tahu" kalau anaknya melakukan hal sekeji itu. Beberapa masyarakat yang mengikuti berita tersebut tidak langsung percaya dengan pernyataan Jeffry.

Semua orang juga menjuluki Jeffry sebagai sosok yang tidak tahu diuntung.

Itu semua karena kasus kematian Galih mencuat ke permukaan setelah penyidik melaksanakan tugasnya.

Awalnya, kematian Galih dikatakan sebagai bunuh diri dan beritanya tersiar di mana-mana saat itu. Tetapi, yang sebenarnya terjadi adalah Galih dibunuh oleh Jammy dan dibantu oleh temannya John. Anak malang itu didorong dari rooftop rumah dua lantai milik Jammy dan menyebabkan Galih meninggal di tempat karena kepala belakangnya pecah terbentur batu cukup keras.

Semua orang tidak menyangka akan berita itu karena selama ini, Jeffry berada di dunia politik dan memiliki nama sebesar sekarang, dikarenakan adanya bantuan dari pihak keluarga Galih. Yaitu, kakek dari Galih.

Orang-orang yang berada "di belakang" Jeffry dan membantu politikus itu adalah orang-orang yang dulunya berada di pihak kakeknya Galih.

Semua orang murka dan menganggap Jeffry sebagai seseorang yang tidak tahu diri dan tidak tahu malu.

Bagaimana bisa Jeffry menutupi kasus pembunuhan itu? Padahal sudah jelas yang anaknya bunuh adalah cucu dari seseorang yang telah banyak membantunya di dunia politik.

Keluarganya Galih sangat marah ketika mengetahui berita ini. Terlebih orang tua Galih yang percaya saja dengan ucapan Jamal serta kepolisian yang menangani kasus kematian anak mereka.

Orang tua Galih sangat terpukul. Anak mereka yang mereka kira benar-benar bunuh diri ternyata selama ini dibunuh.

Walaupun Jeffry terus menyangkal kalau dia tidak tahu ternyata anaknya membunuh Galih, tetap saja tidak semua orang percaya akan ucapan pria tua tersebut. Bahkan, semua orang yang ada "di belakang" Jeffry mulai berpaling membuat pria tua itu semakin stress dan takut.

Kemurkaan keluarganya Galih membuat ruang sidang menjadi gaduh. Orang tua Galih, terlebih ibunya Galih sampai menjambak rambut Jamal dan memukul anak itu secara bertubi-tubi dengan tasnya ke Jamal.

"Dasar pembunuh! Hukuman mati lebih pantas untuk manusia seperti kamu!"

Beberapa polisi berusaha menahan ibunya Galih yang hendak kembali menyerang Jamal.

"Gila, ini kacau banget, sih. Semuanya berpusat ke Jamal. Mereka sampai lupa kalau selain Jamal ada dua pembunuh lagi, Farhan sama John" ucap Hadi.

Di pengadilan negeri saat ini, mereka bertujuh akan melihat persidangan Jamal, John, dan Farhan. Selain menonton, mereka juga akan menjadi saksi, terlebih Jiro dan Renjana. Mereka berdua adalah korban dari kegilaan Jamal, terlebih Jiro yang hampir saja kehilangan nyawanya.

[FF NCT DREAM] TeduhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang