Rumah dua lantai itu terlihat bagus dengan halamannya yang luas.
Sebuah pemandangan yang membuat Renjana tidak yakin kalau rumah tersebut adalah sebuah kost. Namun, dia tetap melangkahkan kakinya masuk ke pekarangan rumah dua lantai itu.
Renjana sudah menghubungi si pemilik rumah dan mereka ada janji temu hari ini.
"Wah, bahkan pintunya pun pake smart lock. Beneran harga sewanya cuma segini?" bisik Renjana yang tidak percaya bahwa perbedaan fasilitas serta harga sewanya cukup jauh.
Renjana memencet bel rumah, tidak butuh waktu lama, pintu pun terbuka dan menampakkan satu sosok laki-laki bertubuh tinggi serta tampan.
Renjana sampai terkagum-kagum karena selama ini, pak kost yang pernah ia temui sudah tua dengan perut buncit atau ada kumis tebal di wajahnya.
Tapi, pak kost yang Renjana temui ini justru seorang laki-laki muda dengan wajah rupawan.
"Hmm..., permisi bang, saya Renjana Wistara, yang mau ngekost di rumah ini" ucap Renjana pada si pemilik rumah yang menatap lekat Renjana.
Renjana masih mempertahankan senyumnya walaupun dia rasanya ingin kabur karena laki-laki itu menatapnya dengan sangat lekat.
Renjana sampai terheran-heran karena laki-laki tersebut menatapnya seperti itu. Bahkan, laki-laki tu hanya diam dan terus menatapnya nyaris 5 menit.
"Ah, iya..., saya baru ingat. Ayo, silakan masuk" ucap laki-laki itu akhirnya sambil tersenyum, memperlihatkan lesung pipi di wajahnya.
Renjana masuk ke dalam dan sekali lagi tercengang karena rumah yang akan ia tempati itu sangat bagus.
"Perkenalkan, saya Jamal, pemilik rumah ini. Kamu orang pertama yang nyewa kamar di rumah ini. Padahal, sudah hampir satu bulan saya buat iklan di sekitar kampus, tapi ternyata nggak ada yang minat" kekeh laki-laki bernama Jamal itu.
"Wajar sih bang. Mungkin, mereka udah mundur duluan karena rumah abang bagus banget. Saya aja tadi hampir pulang karena takut salah rumah."
"Jangan pulang!"
Renjana mengerjapkan matanya kebingungan. Jantungnya berdegup kencang karena Jamal tiba-tiba berseru seperti itu kepadanya.
"Ah, itu.., kalo kamu pulang, makin kelihatan kalau kost saya nggak laku."
Renjana terpaksa tertawa ketika Jamal tertawa. Dia masih terkejut karena Jamal tiba-tiba berseru kepadanya.
"Habisnya, rumah abang bagus. Abang yakin harga sewanya cuma segini per bulan? Sejuta pun nggak nyampe loh bang. Abang nggak takut rugi?"
Jamal mengibaskan tangannya, "Nggak bakalan rugi. Saya sewain cuma buat ramein rumah ini aja."
Renjana menganggukkan kepalanya, dia melihat keadaan di sekitar rumah dan dia ingin melihat foto yang tergantung di dinding dekat lemari kaca.
"Jangan lihat ke sana."
Renjana pun menoleh ke Jamal yang hanya tersenyum manis.
"Di bagian sana masih kotor, belum dibersihin, malu saya kalo dilihat."
Renjana hanya tersenyum menanggapi ucapan Jamal yang tidak bisa dimengerti olehnya.
"Oh iya, kamu mau minum? Makan? Kita ngobrol aja dulu di sini, siapa tahu kamu ada pertanyaan kan" ucap Jamal pada Renjana yang menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF NCT DREAM] Teduh
Fanfiction*Lanjutan dari cerita Tempat Untuk Pulang* Tujuh pemuda yang melanjutkan hidup mereka dengan tenang di rumah dua lantai. Namun, namanya hidup, walaupun kita ingin hidup bahagia, tentu saja akan ada cobaan yang menyertai. 1. Mark Lee as Mada Cazim 2...