Chapter 42 : Bittersweet Memory (II)

371 30 1
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Setelah malam pertunangan nan indah di dalam istana. Aku hanya bisa menatap kerlip cahaya dari lampu-lampu hias yang memancar lewat jendela panti. Tanpa bisa mendekati kawasan dalam, aku yang masih berada dalam tahap pelatihan, tidak diperbolehkan ikut campur dalam pesta besar tersebut.

Keesokan paginya, seorang anak lelaki tengah berdiri di depan pagar pembatas panti. Seakan sedang mencari sesuatu. Ia memutar pandangannya kesana kemari didepan rumah kayu ini. Aku baru saja terbangun dari tidur, dan melihat dirinya sedikit mencurigakan dari balik jendela panti, dengan segera aku menghampirinya.

Step..., Step...

"Kau mencari seseorang?"
Tanyaku membukakan pintu pagar tersebut.

Tatap anak lelaki itu, dengan cepat menilik padaku. Surai hitam pekat, warna mata abu, dan tinggi badan yang sudah melewatiku sedikit. Anak ini nampak tidak biasa. Selain itu, tubuhnya juga terlihat bagus. 'Apa dia seorang knight?'

"Oh.., apa kau tinggal disini? Bisa tolong berikan ini pada Ester?"
Ucapnya menyerahkan bungkusan kotak kue besar.

"Ester?"
Baru mengulas tanya padanya, tanganku dibuat menerima kue tersebut olehnya.

"Tolong titip salam juga padanya. Katakan Theodore yang memberikan ini. Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu. Terima kasih sebelumnya."

Remaja itu membungkuk dengan sopannya, setelah ia menyerahkan kotak kue padaku. 'Theodore? Apa dia kenalannya?' pikirku membuka sedikit ujung bibir, ketika melihatnya pergi begitu saja.

.
.
.

Siang harinya, Ester yang baru saja selesai melakukan pelatihan. Aku mulai mendekatinya, ketika kami berdua sudah diperbolehkan untuk istirahat. Dengan kotak besar yang dititipkan padaku sebelumnya. Kami memakan kue itu bersama di dalam kamar.

Nampaknya Ester sangat senang karena kue tersebut. Ia bahkan tidak bertanya darimana aku mendapatkannya. Kemudian rasa penasaranku mulai mengkuak lagi.

"Kau kenal Theodore?"
Tanyaku secara tiba-tiba.

"Apwa? Tdeoror?"
Ucap Ester dengan mulut penuh.

"Telan dulu kuemu!"

Aku membentak Ester karena kecerobohannya. Namun seperti biasa, ia hanya tertawa kecil bagai anak manja yang sedang melahap kue.

"Ya aku kenal dia. Memangnya kenapa?"
Tanya Ester sembari menusuk kue dengan garpu.

"Kue ini.. dia yang memberikannya pagi tadi. Ketika semua orang masih tertidur. Aku yang menerimanya. Dia bilang titip salam pada Ester."

Ester berhenti mengunyah pada mulutnya. Kemudian senyum kecil segera terbenam pada wajah. "Pantas saja..."

"Hng? Pantas saja?"
Tanyaku bingung menaikkan salah satu alis.

True PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang