°°°
Malam hari itu, aku kembali ke kamar dengan luka di lengan. Seperti biasa, Kepala pelayanku bibi Ani sangat cemas, karena lenganku memiliki memar yang semakin hitam. Tetapi aku dan Lei tidak mengatakannya bahwa ini dilakukan oleh Alston.
Walaupun Lei tidak pandai berbohong seperti Rayl. Biarlah terjadi, jika nantinya ketahuan juga, siapa peduli?
Lalu keesokan harinya, Alston tidak datang.
Hingga beberapa hari kemudian, dia tetap tidak datang kembali ke kerajaanku sejak pertengkaran kami di malam itu. Dan sekarang adalah kesempatanku!
Clinkk! Clankk!!
Pisau dan garpu yang saling mengadu deritnya di atas meja makan. Kini Sherry tengah duduk berhadapan kembali dengan Federick, sembari menikmati makan siang mereka.
"Ayah... Ada yang mau aku bicarakan dengan serius bersamamu."
Ucap Sherry memicing kedua alisnya lancip. Hal ini membuat Federick sekilas mengangkat pandangannya pada Sherry."Katakanlah."
Federick mengalihkan tatap kembali pada makanannya. Ia bahkan tidak peduli dengan luka di tangan Sherry.'Orang ini... Apa kau paham arti serius?! Itu artinya cepat usir semua pelayan dan koki dari ruangan ini!'
Batin Sherry geram karena Federick tidak menangkap kodenya. Akhirnya Sherry mendongak pada Theodore yang berdiri di belakang samping kanan Federick."SEMUANYA! CEPAT TINGGALKAN RUANGAN!"
Titah Theodore yang mengerti setelah melihat kernyit Sherry semakin bertambah.Namun Federick masih membatu di kursi makannya. Ia juga tidak menghiraukan para pelayan dan koki keluar dari ruangan.
Sehingga, kini hanya tinggal sisa mereka berdua. Suara angin tipis di siang hari, yang menderu tirai jendela, bahkan sangat menusuk di telinga.
Sherry memantapkan hatinya, untuk berbicara dengan lantang. Kian garpu dan pisau, ia letakkan kembali.
"Ayah... Kau tau sebentar lagi hari ulang tahunku bukan? Dan seperti biasa di setiap tahunnya.. selalu ada perayaan untukku."
Ujar Sherry dengan posisi duduk tegap. Seraya kedua telapak tangan yang dilipat di atas meja.Federick melirik bosan pada Sherry, kemudian ia mengenggam cangkir tehnya.
"Lalu?" Tanyanya kaku.Reaksi yang diharapkan. Dia bahkan masih bertanya.
"Apa untuk ulang tahunku kali ini... Aku boleh minta hadiah spesial?"
Tanya Sherry tak gentar, walau secara teknis ia gugup.Sherry berulang kali menegup ludahnya. Ia sebenarnya takut akan respon negatif oleh Federick. Sembari menunggu Federick mencicipi teh di cangkir. Kini raut wajah raja itu, juga seperti memikirkan sesuatu.
"Apa hadiah tahun kemarin, kau tidak suka?"
Tanya Federick menautkan alis."Bukan seperti itu ayah! Hanya saja..., tahun ini.. aku tidak mau melakukan perayaan! Ada suatu hal lain yang aku inginkan! Dan hanya ayah yang bisa mengabulkannya..."
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Princess
Fantasy"True Princess" merupakan buku kanak-kanak tentang 2 putri raja yang seharusnya memiliki nasib yang bertentangan. Karena 2 putri ini lahir dari masing-masing ibu yang berbeda. Dimana salah satunya terlahir dari seorang ratu dan satu lagi terlahir da...