Trriingg!!! Krieeettt....,
Bunyi lonceng kecil yang berada di atas pintu itu. Menandakan seseorang telah memasuki langkahnya ke dalam toko buku, yang hanya memiliki ruang sepetak kubus."Yeslyn? Ada apa dengan wajahmu sayang!"
Ucap seseorang yang terkejut melihat wajah anak itu, saat ia memasuki rumahnya.Ekspresi sendu yang ia gunakan. Matanya juga kian menjadi lebih memelas dari sebelumnya.
"Aku..., lelah bibi. Aku akan pergi ke kamar saja."
Ucap anak perempuan itu. Sembari membuka jubah yang ia kenakan. Ia terus menundukkan kepalanya.
.
.Step..., Step..., Step...
Hanya memandang anak tersebut. Seseorang yang ia sebut bibi di toko itu, matanya mulai mengikuti langkah kaki, yang berjalan pelan menaiki tangga kecil, pada ujung rumah petak yang terbuat dari kayu tersebut.
"Entah pergi kemana anak itu..., mengapa saat kembali ia menjadi murung begitu." Gumam bibi tersebut, sembari tangannya yang terus bekerja membersihkan buku-buku yang ditumpuk acak. "Hm..? Kemana perginya buku lama yang ingin kubuang dalam kotak ini?"
.
.
.***
Tepat pada lantai kedua di atas toko buku tersebut. Terletak dua buah pintu yang merupakan kamar kecil di dalamnya. Dengan lorong yang hanya memiliki satu petak jalan untuk langkah seseorang.
Step..., Step...., Step...
Anak perempuan itu masih terus berpijak untuk mendatangi pintu yang paling ujung.
.
.
Kriieettt...
Clack—Ketika pintu kamarnya telah dibuka. Hanya ada beberapa perabot kecil seperti kasur, lemari, dan meja kayu yang telah usang.
Step..., Step...
Kamar sederhana untuk seorang anak perempuan, yang bahkan tidak memiliki hiasan di dalamnya. Anak itu melangkah maju dan melewati sebuah cermin kecil yang menempel pada dinding. Bersama sebuah lemari laci di bawah cermin itu.
Dreekk..., ia menariknya dan segera terbuka. Tidak ada apapun di dalamnya, kecuali beberapa pakaian lama yang juga agak berdebu, dan sebuah kalung yang terselimuti sapu tangan.
Kalung yang terbuat dari batu biru aquamarine, juga memiliki bentuk hati dengan ukir gambar burung emas di tengahnya.
Sejenak saja. Ketika ia menggengam kalung itu di telapak tangannya. Bersanding dengan pejam mata sesaat. Genggaman kalung di tangan mulai memijar cahaya redup yang berkedip-kedip kilau sinarnya. Kemudian, saat mata anak itu terbuka kembali...
Bayang-bayang dalam cermin itu telah merubah penampilan mata anak tersebut. Berupa dari yang semula berwarna coklat, kini menjadi warna emas yang memantulkan kilap pijar di dalamnya.
.
.
.Kriieettt...,
"Yeslyn..?"
Ucap seorang bocah laki-laki yang mendadak masuk ke dalam kamar itu. Sontak membuat kaget anak perempuan tersebut. Ia lekas terburu memasukkan kalung yang sebelumnya ia pegang ke dalam laci."Ehk.., Kak Reon.."
Ucapnya yang tercegang, memperlihatkan mata emas itu dihadapan bocah laki-laki bersurai pirang susu."Kau pergi kemana tadi! Dan kenapa tidak menyembunyikan matamu!"
"Ehm.., aku..."
"Apa kau mendekati istana lagi?!!"
Tanya bocah itu dengan mata sinis.Lirik mata emasnya telah mengalih pada lantai kayu di rumah tersebut. Tidak berani memberitahukan kejadian sebenarnya. Anak perempuan tadi hanya bergeming sepintas dengan tangan yang sedikit bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Princess
Fantasy"True Princess" merupakan buku kanak-kanak tentang 2 putri raja yang seharusnya memiliki nasib yang bertentangan. Karena 2 putri ini lahir dari masing-masing ibu yang berbeda. Dimana salah satunya terlahir dari seorang ratu dan satu lagi terlahir da...