Chapter 35 : The Mask

509 40 6
                                    

Clack!
.
.
.

Krriiieeettt!!!

"Putri!"
Teriak Lei ketika ia membuka pintu besar perpustakaan.

Ekspresi girang dari senyum di bibir Lei, seketika surut menurun. Saat ia menatap pemandangan di dalam perpustakaan yang sudah bersepah.

Lei kian tidak bisa berkata-kata. Wajahnya kini menoleh pada Sherry yang berada di ujung pusat ruangan.

Step..., Step..., Step...
.
"Erk..., Apa yang terjadi disini?"
Tanya Lei sembari berjalan ke arah Sherry.

Di sisi lain, terlihat Sherry tengah berdiri tegap dihadapan kotak kaca, ia juga membelakangi Lei yang semakin mendekatinya.
.
.

"Putri?"
Lengan panjang Lei segera menjangkau Sherry yang masih membelakanginya.

Tetapi mendadak Sherry yang masih bergeming memutar punggung seraya mengernyitkan dahi.

Betapa terkejutnya Lei, ketika melihat wajah Sherry. "Putri anda tidak apa-apa? Kenapa hidung anda mengeluarkan darah?" Ucap Lei tercemas dan tidak tenang.

.
.

"Akh..., eum.. ini..? ceritanya panjang..."
Ucap Sherry dengan wajah tercengir pahit.

Sherry memberikan salah satu tangannya, yang sejak tadi ia genggam. Perlahan telapak itu membuka.

"Tadi..., ada ini berjalan dikakiku..., karena aku kesal, jadi ku kejar hingga dapat. Lalu tanpa sengaja, aku menabrak beberapa rak buku."
Imbuh Sherry memperlihatkan sebuah cicak yang sudah mati di tangannya. Bersama sebelah tangan ia remas gaun dengan kuat-kuat.

'Bagaimana ini? Apa dia marah? Ahk..., Hidungku juga sakit karena tertimpuk buku besar itu saat tengah menyembunyikannya diatas rak.'
Sherry merengus dalam batin dan terus mengalihkan pandangan dari Lei. Dalih tidak bisa menatap wajah Lei karena takut akan dimarahi.
.
.

Namun hening menyelimuti momen mereka. Merasa bertanya-tanya karena tidak ada respon dari Lei, sejak ia memperlihatkan binatang mati itu. Sherry memberanikan diri untuk mengalih pandangannya. Akan tetapi ekspresi Lei yang ia lihat mulai memapar wajah kucal dan mengeras. 'Apa dia marah?' Batin Sherry mengalihkan matanya kembali.

.

.

.

"Maaf atas kelancangan saya putri."

Tep!

Tiba-tiba secara cepat, tangan Lei telah menyentuh pergelangan Sherry dan menariknya.

Step..., Step..., Step...
.
.
Sherry hanya mengernyit karena terbingung dengan sikap Lei yang tiba-tiba membawanya.

'Eh? Dia tidak marah?'
Batin Sherry seraya kedua kaki mereka yang berjalan cepat.

Lei masih terdiam, wajahnya kini berubah serius. Ia kemudian mengusung Sherry ke ruang kerja Deio yang berada tak jauh dari kotak kaca.

Step..., Step...

.
.

"Duduklah disini sebentar putri."
Tegas Lei kian melepaskan tangannya, ia meminta Sherry untuk duduk di sofa panjang milik Deio.

"Hah? Mau apa disini?"

Lei menekan pundak Sherry untuk segera duduk di sofa."Diamlah sebentar. Aku akan segera kembali."
.
.

Step..., Step..., Step...

Sudut bibir Sherry telah menarik miring, dengan matanya beredar mengikuti Lei yang pergi berjalan ke bagian dalam perpustakaan.

True PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang