Chapter 59 : Consequence

351 36 1
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Jam menunjukkan pukul 10 malam. Kini Theodore dan Ani tengah menunggu kepulangan Sherry dan Reon sejak sore tadi.

Tapi sampai sekarang, tidak ada tanda-tanda mereka akan kembali.

"Aku tidak bisa terus berdiam diri disini. Aku akan pergi sendiri mencarinya!"
Gegas Ani yang tidak bisa menahan sabar lagi.

"Kau mau kemana?"
Theodore dengan cepat mengejar pelayan itu,  lalu mencekal pergelangannya.

"Ini hampir tengah malam! Putri sampai sekarang belum pulang. Apa anda tidak punya hati? Bagaimana jika terjadi sesuatu pada putri! Kenapa anda terus menahan saya disini!"

Pelayan itu berteriak padanya. Menungkikkan alis dengan tatapan marah. Namun Theodore hanya bermesam dingin seperti biasa.

"Kendalikan dirimu. Ini sudah malam. Akan sangat berbahaya jika kau bertindak gegabah." Theodore meminta Ani untuk duduk kembali di sofa. Karena pikiran mereka berdua sangat berbeda. Bagi Theodore, bertindak dengan emosi tidak akan menyelesaikan masalah. "Biar aku yang akan mencari putri. Kau tunggulah disini." Lanjut pria itu.

Dengan mata yang mengotot, Ani hanya bisa patuh pada orang dihadapannya. Berusaha untuk mempercayai Theodore. Ia kemudian menjadi tenang sejenak.

Sementara pria itu segera beranjak mengambil senjatanya. Berjalan terburu keluar mansion.

Clack!

Sebelum Theodore sempat membuka pintu. Gagang itu telah terbuka dari luar. Menandakan seseorang telah tiba di depan pintu mansion.

Dan tidak lain, mereka adalah dua orang yang tengah ditunggu sejak tadi.

"Putri?!"
Masih berdiri di depan pintu. Yuani yang baru saja melihat Sherry pulang sangat larut, langsung berlari menghampiri dan memeluknya erat. "Kenapa lama sekali?! Ini hampir tengah malam." Omelnya karena khawatir.

"Maaf bibi, banyak yang terjadi hari ini. Daripada itu, gaunku basah. Bisa kita bahas besok pagi saja? Aku lelah bibi."

Sherry melepaskan peluk itu, dan langsung menuju ke lantai atas kamarnya. Diikuti Ani dari belakang, pelayannya berinisiatif menyiapkan pakaian hangat.

Theodore yang juga ada disitu hanya menatap Sherry pergi melangkah. Sebenarnya, banyak yang ingin mereka tanyakan.

Wajah gadis itu terlihat pucat dan tidak berenergi sama sekali. Sehingga mereka membiarkannya untuk beristirahat malam ini.

Disisi lain, Theodore yang baru melihat Reon memasuki mansion, seketika melirik ketus padanya.
"Apa yang terjadi di kota? Kenapa putri terlihat murung?" Tanya Theodore menaikan nada pada Reon.

Raut pemuda itu tidak berubah sama sekali. Tetap terlihat tenang dan kaku. Ia kemudian membawa masuk sebuah karung besar yang menyeret di lantai.
"Semuanya terhabiskan lima ribu koin emas. Karena saya hanya membantu memesannya, jadi mungkin besok akan diminta sisa pembayaran. Dan tuan Theodore, bisa tolong bantu saya mengambil barangnya esok?"

True PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang