Chapter 55 : Interlude

416 35 3
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

"Cepatlah membaik, maka kita akan segera kembali ke istana. Yang mulia mengutus saya untuk menjemput anda disini."
Mendadak dari balik pintu, Theodore melangkah masuk ke dalam kamar Sherry.

Yang benar aja. Semua ucapan Jeana dalam mimpi itu telah menjadi nyata. Kini benar-benar ada seseorang yang muncul untuk menjemputnya kembali ke istana.

Sherry sempat tertegun sejenak. Ia memikirkan banyak perkataan yang sebelumnya ia bincangkan dengan visinya.

Untuk sekarang, apa ia harus benar-benar menolak ajakan itu?

Tapi jika nantinya ia salah mengambil keputusan, hal itu juga merupakan sebuah resiko.

Tidak ada pilihan. Sherry menghela nafas frustasi karena merasa ragu. Saat ini bagaimana jika bermain aman saja.
"Tidak! Aku tidak ikut paman. Aku ingin tetap disini selama beberapa waktu."

Semua pelayan di ruangan, seketika menatap ringkas pada Sherry. Begitu pula Theodore, nampaknya ia terkejut akan respon Sherry yang tidak bisa ditebak.

"Putri...? Kenapa anda tidak ingin kembali? Disini juga bukanlah tempat yang aman bagi anda."
Ujar Yuani khawatir seraya menggenggam tangan Sherry. Sepertinya mereka semua mengira bahwa Sherry menjadi tidak waras setelah bangun dari tidurnya.

"Tuan putri, apa ada hal yang salah?"
Tanya Theodore bingung yang mengerutkan dahinya.

Sherry mengalihkan pandangan dari semua orang. Hanya untuk memastikan bahwa visi selanjutnya apa benar bisa menjadi nyata, atau hanya sebuah kebetulan.

"Tidak apa. Aku hanya merasa ingin memulihkan tenagaku disini. Kirim surat saja pada ayah bahwa aku masih tidak punya cukup tenaga untuk pulang sendirian."

Yuani dan Theodore sempat saling pandang satu sama lain, dengan raut bingung mereka. Semuanya diam membatu.
"Kalo itu memang keinginan putri, maka saya akan ikut menemani anda disini." Ucap Yuani menawarkan diri.

Sudah kuduga bibi akan melakukan hal itu. Masalahnya sekarang... Bagaimana caraku meyakinkan Theodore untuk tinggal disini. Maksudku kau tau? Dia selalu menempel bersama Federick kemanapun mereka berpergian.

Dua tahun bukan waktu yang sebentar. Lalu bagaimana dengan pekerjaan di istana? Itu akan menghambat semuanya jika Theodore lepas begitu saja.

Sherry mencuri pandang dalam setiap liriknya pada Theodore. Mungkin ekspresinya saat ini seperti anak kecil yang minta untuk dibujuk. Tidak bisa habis terus berpikir. Sherry kemudian melihat tumpukan surat yang diletakkan di atas nakas. Ia akhirnya beranjak dari tempat tidur dengan membawa surat itu.

"Jam berapa sekarang?"
Tanya Sherry pada semua orang.

"Sekarang hampir tengah malam putri. Anda sudah tertidur lebih dari 12 jam."
Jelas salah seorang pelayan.

True PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang