Chapter 60 : Loyalty

531 39 4
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

5 jam kemudian...

Kelopak mata itu mulai mengerik perlahan terbuka. Ia mengerjap berulang untuk merasakan kesadarannya.

'Kamar? Ha... Apa Reon yang membawaku kembali lagi?'

Seperti biasa, pandangan yang menyambut Sherry ketika membuka mata adalah langit-langit ornamen kuno diruangan.

Agaknya, tubuh Sherry menjadi sangat lesu dan sulit untuk digerakkan. Sekarang ini jam sudah menunjukkan petang hari.

Namun ingatannya saat berlatih pagi tadi, masih terbentuk sempurna di memori.

'Fyuh... Aku masih hidup?'

Sherry segera mencoba bangun dari baringannya. Bisa ia lihat, tangan itu dibungkus dengan perban dan terasa dingin dari dalam. 'Apa aku terluka saat memegang bola cahaya itu?' Batinnya tidak percaya.

Pandang manik itu teralih merotasi kamar yang nampak sepi. Di atas meja bisa Sherry lihat ada banyak kotak hadiah dan bunga yang diletakkan.

Secara penasaran, Sherry langsung turun dari ranjangnya. Tertatih perlahan untuk duduk di sofa.

"Ini...? Dari Alston?"
Gumamnya pelan ketika menilik nama pengirim dihadiah tersebut, seraya alis itu ikut menaik.

Clack!

"Tuan Putri! Anda sudah sadar?!"
Yuani baru masuk ke kamar, sangat terkejut juga bersyukur. Majikannya kini sudah bangun dari tidurnya selama beberapa jam. Lekas saja ia berlari kecil menghampiri Sherry yang tengah duduk di sofa.

Bersama nampan berisi racikan obat yang ia bawa di tangan.

"Oh bibi? Apa-apaan semua ini?"
Tanya Sherry tentang hadiah itu, yang menoleh pada Ani.

Pelayan itu mengulas senyum kecil. "Pangeran Alston yang mengirimkannya."

'Ya.. kalau itu aku sudah tau. Jadi dia tadi kesini?' Batin Sherry mengalihkan tatap kembali pada hadiah di meja.

"Pangeran sangat mempedulikan anda, putri. Dia bahkan yang paling bersikeras membawakan para tabib terkenal dari seluruh kerajaan. Selama putri pingsan, dia juga yang terlihat tidak tenang dan selalu berdiri di kamar ini."

'Apaan sih? Bibi benar-benar sudah tertipu dengannya. Jika bibi tau bahkan orang itu merencanakan pembunuhan raja, akan seperti apa ekspresinya?'

True PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang