Chapter 06 : Request

1.7K 98 0
                                    

Step... Step... Step...

Kami berjalan menyusuri hutan yang mengelilingi istana utama.

Ada beberapa fakta yang kini kuketahui mengenai hutan ini. Yang pertama, hutan ini memiliki diameter yang membentuk lingkaran dan mengelilingi istana utama.

Akan tetapi sebelum itu, terdapat juga taman istana yang mengelilinginya. Sekarang aku mengerti, kenapa Federick harus menggunakan kereta kuda setiap kali keluar istana.

Lalu yang kedua, terdapat beberapa hewan ternak liar yang di lepas di hutan ini. Seperti yang diketahui bahwa hutan ini adalah wilayah latihan berburu. Walaupun tidak ada hewan buas yang mengancam, namun tetap saja hewan-hewan ini bisa menyerang desa di saat kapanpun.

Alasan lain mengapa hewan tersebut tidak pernah menyentuh istana utama..., Hal ini terjadi karena keberadaan Federick sendiri. Yang dimana dia memberikan sihir pelindung pada istana. Itulah kenapa, hanya Desa pelayan yang memiliki resiko.

Lalu yang ketiga...
.
.
.

"Kita sampai putri."

Wah— Pemandangan yang sangat indah ketika keluar dari hutan... Benar-benar memanjakan mata. Langit yang mulai hampir senja mendukung pemandangan disekitar sini.

Desa ini mempunyai struktur memanjang ke arah timur. Lalu dengan ditutupi hutan lebat di sekitarnya, membuatnya memiliki angin yang sangat sejuk.

Diujungnya, ada sebuah danau kecil, yang membuat banyak burung dan angsa berterbangan di sekitar desa. Serta tak jauh dibelakang desa, terlihat tembok istana yang memanjang. Ada sekitar puluhan rumah kayu kecil yang mengumpul menjadi sebuah desa membentuk persegi panjang.

Walaupun hanya pemandangan biasa, akan tetapi wajahku sangat berbinar. Rasanya aku ingin meneteskan air mata. Kenapa..? Apa ini reaksi tubuh Sherry? Karena dia tidak pernah keluar istana utama...?

"Mari putri.. lewat sini. Kita harus cepat. Hari sebentar lagi mulai gelap."

Step.. Step.. Step..

Aku hanya mengikuti arahan pria apel itu. Masih dalam perjalanan, kami memasuki desa. Hanya ada beberapa lansia dan anak-anak disini. Karena sebagian orang tua mereka adalah pelayan di istana. Yang itu artinya mereka akan kembali saat malam.

Tidak ada yang mengenaliku sebagai putri. Apa karena Sherry tidak pernah menginjakkan rumput? Jadi sebagian anak-anak disini tidak mengetahuinya. Juga bajuku sedikit kotor.

Ketika tengah berjalan di sekitar desa. Pria apel langsung menghampiri sebagian anak-anak yang sedang bermain melemparkan batu.

Aku yang tidak mengerti keadaan disini, seakan sangat asing dan membisu. Aku bahkan tidak tau apa yang anak-anak itu mainkan. Mereka hanya membuat lingkaran dan mengisi batu ditengahnya, lalu melemparinya. Ada apa sebenarnya dengan anak-anak disini?

"Hei nak!!!"

Pria itu berteriak sambil berlari ke arah mereka. Seakan dia sudah mengenali mereka semua. Sementara itu, aku hanya terdiam di tempat dan melihat pria apel itu pergi kesisi mereka.

Para anak kecil itu langsung menoleh pada pria apel tersebut. Tidak terdengar apa yang mereka bicarakan, akan tetapi setelahnya, para anak-anak tadi menunjukkan tangan mereka ke sisi timur. Tak lama sejak itu, pria apel melambaikan tangan padaku.

"Putriii... Cepat kemarilah!!! Lei ada di danau!!"

'Ternyata begitu... Pria tua yang kukira sangat complex terhadap anak-anak, ternyata memiliki sisi lembut juga.' Pikirku sembari tersenyum kecil.

True PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang