Chapter 32 : In the Midnight

507 41 1
                                    

'Hm..., Jadi dia yang namanya Rayl? Walau aku ingat berapa kali Sherry memanggil nama itu. Tapi aku tidak pernah ingat wajahnya. Sepertinya mereka saling kenal dekat. Ah... Aku tidak suka banyak hama yang menempel pada Sherry. Apa aku bakar saja mereka semua?'
.
.
.

'Cih! Kenapa aku harus melihat putri bersama pangeran berkuda disini? Padahal aku sedikit senang bertemu dengan putri. Tapi kenapa kudanya ikut menguntit dibelakang dia!'

Batin dua mata pria yang saling bercekcok menatap tajam. Tanpa saling menyahut, keduanya hanya tergeming sembari mengkedut mata sinis. Di tempat itu pula, Sherry masih berdiri dihadapan mereka. Pandangannya terus menatap berulang wajah kedua pria tersebut.

'Ekh..., Ada apa dengan keadaan canggung ini?' Batin Sherry yang ikut menegang suasana.
.
.
.

Berusaha mencairkan situasi. Sherry segera menarik lengan baju kedua pria itu.

"A-Aku pusing, bisakah salah satu dari kalian mengantarku kembali ke kamar?"
Ucap Sherry seraya memegang kedua bahu pria itu secara bersamaan.
.
.

"Hah?!"
.

"Hah?!"

Mereka berdua berteriak dengan kompaknya. Kepala Rayl maupun Alston lekas mendongak cepat pada Sherry. Pekik mengebas dari keduanya, membuat Sherry sedikit terkejut.

.
.
.

Tidak tahan menahan sikap sopannya yang palsu. Tangan Rayl reflek saja mengulur dan ingin menyambar tangan Sherry.

"Mari putri—"

Plak!!

Namun Alston telah menepis tangan Rayl yang hampir ingin menyentuh Sherry.

"Tidak perlu!"
Ucap Alston dengan datar.

Rayl yang merasa sedikit sakit pada tangannya, kian mengepalkan tangan itu. Bersama tatap kesal yang terus dilambungkan pada Alston.

"Kenapa harus minta seorang pengawal, jika ada tunanganmu disini?"
Imbuh Alston lagi menaikkan rahangnya.

Grep!

Alston segera menjabat telapak tangan Sherry dan menarikkan.

Step...!! Step...!! Step...!!!!

"Jaga batasanmu! Rendahan!"
Lanjut mata merah itu, membisik pada telinga Rayl, ketika ia melewati punggung knight muda disampingnya.
.
.
.

'He..., Jadi dia juga bisa menghina? Kuda sialan itu! Awas saja kau ya!'
Batin Rayl berdecak menyeringai, setelah ia mendengar gumam Alston ditelinganya.

_______________________________________

Step...!! Step..!! Step...!!!

Kaki mereka bergerak sangat cepat. Melintasi lorong penuh pintu ruangan. Tangan Sherry juga tidak lekang dilepaskan oleh Alston.
.
.

"Alston?"
Lirih Sherry yang masih ikut berjalan di belakang pria itu.

Namun sama sekali tidak ada respon. Tangan Sherry masih dibuatnya tertarik ke depan.

"Alston..! Bisa kita jalan perlahan? Gaunku hampir terinjak."
Mendengar rengek permintaan Sherry. Alston kemudian membalikkan wajahnya, dan melihat ekspresi Sherry yang memelas.

'Dia... Apa dia benar-benar marah? Wajahnya mengeras dan alisnya melancip. Segitunya dia cemburu pada Rayl?'
Batin Sherry saat menatap wajah Alston.

Kepala yang memandang ke arah kaki Sherry. Alston lekas melepaskan tangannya pada Sherry. Ia segera membungkuk terjongkok, kemudian melepaskan sepatu hak tinggi milik Sherry.

True PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang