Chapter 04 : The Master

2.5K 129 1
                                    

Malam telah tiba. Di depan meja rias dengan kaca sebesar lemari, aku hanya duduk termenung dalam kamarku yang gelap itu, sembari memandang lampu tidur redup yang belum aku matikan. Udara menjadi semakin dingin saat aku mengingat kejadian tadi.

("Pertunanganmu")

Lagi-lagi dahiku tidak berhenti mengernyit saat memikirkan perkataannya itu. Aku mulai menaruh kepalaku pada meja rias tersebut, sembari berpikir dalam benak.

Sial!! aku melupakan event penting tersebut. Event dimana pendukung antagonis akan muncul. Benar, dia adalah tunangan Sherry sendiri yaitu pangeran Alston Fer do Reinertbert. Bisa dibilang, Alston merupakan pangeran ketiga dari kerajaan Reinertbert, dia menjadi kandidat suami Sherry karena reputasi kerajaan Reinertbert memiliki kedudukan ketiga di negeri ini. Sehingga Federick berusaha untuk mendapatkan koalisi dan memanfaatkan Reinertbert dalam menjatuhkan kerajaan Espwine.

Kerajaan Espwine merupakan kerajaan besar yang berada di peringkat kedua setelah Freaud, juga sebagai kerajaan pesaing dalam segala hal. Selain itu, seperti yang kuketahui dalam kisahnya, Alston adalah pria licik dan pintar. Walaupun dia tidak memiliki sihir sekuat Federick, tapi dia pintar memainkan bidak, dan selalu berhasil menghasut Federick. Benar-benar sial! Dia bisa menghalangi semua rencanaku. Aku bisa mati di tangannya. Terlebih lagi, saat dewasa dan bertemu dengan Yeslyn. Dia akan jatuh cinta padanya. Dan akan menghianatiku. Bahkan di endingnya, Yeslyn lah yang akan menggantikan posisi tunanganku terhadap Alston. Aku benar-benar tidak boleh lengah. Tetapi anehnya sekarang...

(Aku telah menjadwalkannya...)

Kenapa begitu tiba-tiba...? Padahal selama beberapa tahun ini aku hanya menjalani kehidupan normal. Dan hanya baru kali ini, aku keluar untuk pergi ke perpustakaan. Apa ada yang kulewatkan? Atau alur dunia ini berubah karena aku bertemu beberapa karakter yang tidak aku ketahui..? Sebenarnya ada apa dengan semua alur ini...?!

Braakk!!!
Untuk yang kesekian kalinya, Sherry memukul meja rias tersebut dengan telapak tangannya yang kecil itu. Lagi-lagi dia berpikir, hingga malam semakin larut. Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Akan tetapi dia makin tidak bisa tenang dan hanya duduk di depan meja rias tersebut.

"Sebelumnya yang ku tahu mengenai alur dunia ini, pertunangan itu akan dilakukan pada usia Sherry menginjak 8 tahun. Lalu kenapa....?"

(...Dalam dua minggu kedepan.)

Bayangan mengenai perkataan Federick tadi. Membuat Sherry mulai mengacak-ngacak rambutnya.
Gbrakk Akan tetapi kemudian, lengannya tidak sengaja menjatuhkan bingkai lukisan kecil bersama Keluarga, yang ia letakkan di ujung meja rias tersebut. Mendengar suara jatuhnya bingkai itu ke lantai, dia mulai melihat kebawah dan menemui bingkai itu telah retak.

"Yah... Bingkainya.."

Sherry mengambil bingkai itu, dan memandanginya lebih dekat. Terlukiskan sebuah lukisan seorang ratu dengan mengenakan pakaian biru muda, serta rambut keriting berwarna pirang bergelombang yang terurai bersama hiasan rambut lainnya, menyala bersama matanya yang mewarna biru seindah lautan, tengah duduk bersama dalam kursi yang besar. Dan dia menggendong seorang bayi anak perempuan yang tengah tertidur. Dengan di dampingi seorang raja yang tengah berdiri disampingnya, dengan mata emas dan rambut perak yang menawan, dibaluti pakaian resmi kerajaan, tanpa sebuah ekspresi di wajahnya.

(Jeana...)
Batinnya lagi, sembari masih memegang bingkai itu. Dia mulai mengingat sesuatu.
.
.

Step.. Step.. Step..

Sherry Bangkit dari meja rias itu, dan dia berlari menuju lemari kamarnya yang berada di ujung ruangan. Dia mulai membuka lemari itu dan mencari benda yang ia bawa tadi dari perpustakaan.

True PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang