Chapter 05 : Servant Village

1.9K 106 0
                                    

Sreett.. Srkk..
Gesekan dari pena yang ditulis di beberapa lembar kertas yang berserakan. Membuat meja makan itu di penuhi oleh lembar-lembaran kertas yang kini telah ditanda tangani oleh raja.

"Err... yang mulia..? Haruskah anda mengerjakan tugas istana disini?"
Ucap Theodore, Assistant setia Federick, yang hanya terheran melihat rajanya memulai kebiasaan aneh yaitu mengerjakan tugas istana di ruang makan siang.

Federick hanya terdiam dan fokus pada perkerjaannya, lalu mengabaikan seluruh perkataan assistantnya itu.

Sudah setengah jam dia menunggu putrinya untuk makan bersama, tetapi Sherry tidak kunjung datang juga. Baginya, melewatkan tradisi yang sudah dilakukan sejak dahulu ini, merupakan hal yang hina sehingga Federick masih menunggu sembari mengerjakan pekerjaannya.

"Psstt.. Tuan Theodore... Bagaimana ini? Makanan akan segera dingin jika yang mulia tidak segera memakannya."
Bisik salah seorang koki yang mulai mendekati Theodore yang tengah berdiri dibelakang raja.

"Kita tunggu beberapa menit lagi, bersabarlah."
Theodore kembali membisik pada koki tersebut, dan sang koki serta pelayan lainnya, hanya bisa berdiri menunggu di belakang Federick yang tengah sibuk duduk diatas meja makan dengan mencoret beberapa kertas.

Step.. Step..
Tiba-tiba beberapa pelayan mendatangi Theodore dari belakang dan berbisik padanya. "Tuan.. Mereka sudah datang."

Theodore yang hanya mengganguk kecil, dan langsung bergegas keluar ruang makan, lalu mendapati keempat pelayan itu tidak bersama sang putri.

"Kenapa kalian kesini hanya sendirian? Dimana putri?!"
Theodore mulai menaikkan tinggi nada bicaranya dan membentak keempat pelayan itu. Akan tetapi, keempat pelayan hanya terdiam ketakutan dan bingung.

Tanpa adanya respons yang jelas dari pelayan-pelayan itu. Dengan penuh amarah dan juga cemas, Theodore kemudian bergegas masuk kembali ke ruangan, untuk berdiri di belakang Federick.
.
.

Masih tetap sama sejak tadi. Waktu yang raja buang-buang di ruang makan, kini sudah hampir satu jam lamanya. Raja itu tidak berkata apapun dan tetap menandatangani kertas-kertas yang semakin menumpuk.

***

Sementara itu, Sherry yang berada di perpustakaan, kini disambut hangat oleh Deio.

Tik.. Tok.. Tik... Tok...

Suara jam besar di perpustakaan, mendentang keseluruh ruangan. Keadaan yang sunyi dan sepi, membuat perpustakaan sangat tenang.

"Silahkan duduk disini putri."
Ujar Deio yang mengajak Sherry pergi ke ruangan tengah di dalam perpustakaan.

'Aku tidak pernah tau di dalam sini, ada ruang pribadi.'

Sherry mulai mengalihkan pandangannya ke arah sekeliling perpustakaan. Untuk yang kedua kalinya, ia masuk ke tempat itu.

Seperti biasa, perpustakaan ini sangat sepi dan tidak ada orang. Akan tetapi penataan buku-buku disini sangat rapi dan tidak berdebu. Apa mereka menggunakan sihir untuk membersihkan perpustakaan? Hum.. lalu juga, buku di lemari kaca itu masih berada disitu. Dan... dimana Lei? Jadi hanya ada Deio dan pria apel itu disini?

"Apa anda mau camilan putri? Kebetulan saya membawa teh Chamomille. Dan ada beberapa biskuit disini."
Deio menyajikan beberapa makanan manis dihadapan Sherry. Sembari terus tersenyum, dia sebenarnya sedikit bingung. Lalu Deio kembali duduk di meja pribadinya setelah menuangkan teh pada Sherry.
"Jadi..., ada urusan apa putri datang kesini? Baru pertama kali saya melihat putri keluar istana."

True PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang