Chapter 36 : My Heart's Desire

475 43 2
                                    


Angin malam kian menghembus suasana kerajaan Freaud. Di dalam kamarnya, Sherry baru saja berganti gaun tidur dan terduduk dalam meja rias.

Clack!
.
.

Terdengar suara pintu yang membuka perlahan. Seorang pelayan berada dibaliknya dengan membawakan nampan berisi makanan.

Step..., Step.., Step...

"Putri? Biar saya saja putri."
Ujar Yuani sembari mendekati Sherry ia mengambil sisir ditangan putri itu.

Sherry mengangguk kecil dan memberikan sisir tersebut. Rambut keritingnya yang bergelombang panjang tergerai sempurna. Kini ketika ia duduk, surai itu hampir menyentuh kursi riasnya.

"Kenapa putri tidak memanggil saya? Agak sulit jika putri merapikan rambut sendiri."

.
.

Sherry terdiam sejenak. Ia hanya menatap bayangannya di depan cermin. Kelopak mata sedikit menurun. Tiba-tiba matanya melirik pada jubah coklat yang ia letakkan diujung meja rias.

"Bibi Ani. Boleh aku bertanya sesuatu?"
Ucap Sherry seraya masih menatap jubah tersebut.

"Tentu putri. Apa yang ingin anda tanyakan?"
Balas Yuani yang masih berdiri di belakang Sherry dengan menyisir rambutnya.
.
.

"Bagaimana... rasanya disukai oleh seseorang?"

Celetuk Sherry membuat tangan Ani berhenti menarik sisir di rambut. Ia langsung menatap wajah Sherry dibalik cermin, yang termenung sejak tadi.

Pelayan itu mengulas senyum pada wajahnya. Sisir di tangan kembali ia serit ke bawah. "Apa ini tentang pangeran Alston?" Tanya Yuani.

Pandangan Sherry kunjung mengalih pada Ani dari dalam cermin. Matanya melotot tajam setelah mendengar nama pria itu.

"Pangeran Alston ya..., dia baik dan tampan. Juga sangat romantis sejak ia berumur 6 tahun. Selalu memberikan perhatiannya melalui hadiah-hadiah sederhana. Apa menurut putri itu bukanlah cinta? Siapapun yang melihat kalian, maka akan berpikir sangat serasi. Tetapi, karena putri sudah dijodohkan sejak kecil, mungkin ada rasa yang putri tidak mengerti bukan?"
Ujar Ani sembari tangannya bergerak merapikan surai Sherry.

"Menurutku..., seseorang yang mencintai dengan tulus. Ia akan berkorban pada orang yang dicintainya. Tanpa memandang status, harga diri, maupun keselamatan nyawanya sendiri." Imbuh Ani menjelaskan pada Sherry.
.
.

Pelayan itu menggerai rambut perak milik sang putri yang mengkerlip silau dari cahaya lampu. Sementara Sherry masih bergeming dan memandang wajahnya pada cermin meja rias itu.

"Nah.. sudah selesai putri. Ini juga ada makan malam. Pastikan putri untuk memakannya. Saya akan kembali setelah putri selesai makan."
.
.

Step..., Step..
Setelah selesai menyisir rambut Sherry. Pelayan itu lekas pergi dan meninggalkannya, bersama nampan yang ia letakkan diatas nakas. Namun Sherry hanya membalasnya dengan anggukan pelan. Mata yang sebelumnya mengitar pada Ani. Ia lekas memutar liriknya kembali pada jubah di atas meja rias.

'Tapi ini bukan tentang Alston..'
Batinnya dengan mengangkat kedua kaki ke atas kursi. Dan terduduk bertongkat dua lutut.

.
.
.

---------------------------------------------------------

Delapan Jam sebelumnya..
.

Selepas Sherry membersihkan mimis di hidung. Ia terbangun dari sofa, dan berjalan menghampiri Lei di belakang rak buku.

"Ehm.. Terima kasih Lei, atas obatnya hehe.., maaf aku membuat masalah untukmu."
Sherry tersenyum melengkung. Ia merasa berat hati karena melihat Lei meletakkan kembali beberapa buku di lantai.

True PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang