Chapter 49 : Emotional

380 36 2
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Setelah satu hari di rumah Lei, aku kemudian kembali ke istana pada malam harinya. Bersama Lei dan Rayl yang mendampingi.

Walaupun hujan tak kunjung berhenti, namun aku merasa harus tetap pulang, karena khawatir akan ayah ataupun Theodore yang menemukanku. Terlebih lagi paman Deio, untungnya juga belum kembali ke rumahnya, hingga aku pulang ke istana.

Hari itu juga, paman yang mengantarku dengan kereta kuda, telah aku bungkam agar tidak memberitahu pada ayah, soal aku pulang lebih awal. Selain itu, memang sangat sulit untuk mengelabui para pelayan di istana. Tetapi, Rayl dan Lei membantuku untuk menutupi semua permasalahan.

Lalu disisi lain, Alston juga tidak mengunjungiku. Namun, aku tidak terkejut lagi jika ia tidak peduli tentang aku yang pulang terlebih dahulu dari pesta. Mungkin saja ia sibuk dengan teman-temannya, atau memang ia tidak bisa kemari karena hujan. Terserahlah! Aku tidak peduli.

Tetapi aku salah. Keesokan paginya, Alston datang lebih awal berkunjung ke Freaud, ketika matahari bahkan belum terbit dengan tinggi.

Ditangannya pula tergenggam sebuah kotak hadiah yang ia siapkan untuk diberikan pada Sherry.

"Pangeran Alston?! Ada apa anda datang kemari?" Tanya sebagian penjaga yang bersiaga tak jauh dari luar istana Sherry. Mereka telah menghentikan langkah Alston yang tampak tergesa, setelah turun dari kereta kuda.

Alston meninggikan rahangnya juga menatap sinis pada para penjaga tersebut. "Apa aku perlu alasan untuk menemui Sherry?" Tanyanya dingin.

"Err.. tidak bukan begitu pangeran, hanya saja..."

.
.
.

Step... Step... Step...

"Maaf pangeran Alston. Tapi saya melarang anda untuk menemui putri sementara waktu."
Tegas seseorang datang secara tiba-tiba dari arah lorong barat istana Sherry. Seraya menyela perkataan dari salah seorang penjaga.

Alston segera menoleh pada haluan suara itu. Di sampingnya, kini berdiri seorang pria yang memiliki tinggi hampir sama dengan dirinya.

"Kau...?"
Alston menaikkan sebelah alisnya dengan pandangan gusar menatap pria itu.

"Tuan Lei? Biar kami yang urus tuan... Anda tidak perlu—"

Selaras tangan kanan Lei mengangkat kecil dan membuka lima jarinya. Hal ini memberikan sinyal berupa meminta para penjaga untuk terdiam.

"Ah.. Si guru muda."
Decak Alston dengan nada merendahkan pria dihadapannya.

Atensi Lei kemudian mulai mengalihkan pandangan semula pada Alston. Ekspresinya tampak tidak gentar.

"Suatu kehormatan pangeran Alston mengingat keberadaan saya. Tetapi, maafkan kami pangeran, hari ini putri telah jatuh sakit. Untuk kebaikannya, saya sarankan pangeran untuk tidak mengganggunya sampai ia pulih. Jadi tolong..., segera kembalilah pulang ke kerajaan anda."

True PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang