Chapter 31 : Nothing Happened

522 38 0
                                    


(Kepalaku..., rasanya sangat sakit...)

.

.

.

(Gelap..., dan dingin...)

.

.

.

(Apa aku sudah mati...? Seharusnya aku mendengarkan bibi untuk tidak keluar...)

.

.

.

.

(Kak Reon..., Hiks... Aku takut....)

.

.

.

.

.

.

Mata bulat yang segera terbuka lebar. Berlumur butiran air mata yang terus menderas dikelopaknya. Lengan Yeslyn terasa sangat nyeri dan memiliki beberapa luka menyayat. Ia hanya terkapar pada hamparan rumput yang sedikit lembab.

Kini rona matanya kembali bertukar mewarna emas, dan juga menyala pijarnya. Masih menatap cahaya bulan yang menenggelamkan kelip bintang di langit.

Yeslyn menjambak beberapa rumput dilapang yang ia tiduri. Berusaha berdiri untuk terduduk secara perlahan. Kini bajunya juga telah robek, sangat kotor dan penuh lumpur.

Ketika ia sudah berhasil terduduk. Matanya memutar kesekeliling. Tidak tau ia berada di tempat yang tidak dikenali. Hanya ada kegelapan disana.

Suara jangkrik juga mengalun lagu merdu dan menemani sepinya. Dengan cepat, tangan Yeslyn juga meraba pada bagian leher, yang dimana ia kenakan kalung pemberian ibunya.

'Tidak ada?! Pelayan gadis itu telah merebutnya dariku?!!'
Batinnya yang terkejut akan kalung yang menghilang di leher.

.

.

.

.

.

.

.

.

---------------------------------------------------------

Beberapa jam sebelumnya...

Senyum menyeringai dari gadis tersebut, tidak kalap luntur. Ia kemudian mengulurkan tangan pada Yeslyn. "Kemarilah.., aku juga akan memberikanmu tumpangan untuk kesana."
.
.

"Nona..?"
Sang kusir yang semakin bingung mulai menautkan alisnya.

Lekas tangan yang terlalu lama membuka oleh gadis tersebut, segera ia menurunkan senyum, dan menarik perlahan tangannya. "Tidak mau? Baiklah kalo begi—"

"Tunggu!" Seru Yeslyn dengan menatap tajam. "Apa yang kau inginkan sebagai imbalannya..?!" Mata coklatnya menegas tertuju lurus pada gadis di atas kereta.

"Tidak ada..., Aku hanya ingin membantumu. Itu saja." Ujar sang gadis yang mencebik dan tersenyum miring.
.
.
.

Klutukk..., Tuk..., Tuk...

Yeslyn akhirnya menerima tawaran dari sang gadis. Ia pun ikut terduduk menaiki kereta mewahnya.

"Eh..? Bukankah ini arah yang berlawanan dari istana?"
Ucapnya serentak ketika menyadari jalan yang mereka tuju kian semakin jauh dari istana. Ia mengernyitkan kening dan menoleh tatap pada sang gadis yang duduk disampingnya.

True PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang