Chapter 22 : Unexpected Meeting

751 55 0
                                    


"Apa yang baru saja kau katakan?"
Tanya Lei yang menatap tajam pada Rayl.

Namun geming Rayl yang belum juga menjawab. Menarik pandangan Lei yang masih berada di atas tangga.

Tak..., Tak...!!
Lei segera bergegas turun dari tangga tersebut. Langkahnya kian juga mendekati Rayl yang masih terduduk diatas sofa.

Step..., Step..., Step....!!

Grep!!
.
.

Tangan Lei secara reflek mulai mencengkram kerah baju Rayl dan menariknya untuk berdiri.
"Apa kau memberitahu putri mengenai sang ratu?!"
Lirih dengus dari Lei yang mendekatkan wajahnya pada Rayl. Bersamaan kerah yang masih dikepal pada tangannya.

"Kenapa kau jadi sedikit sentimen jika mengenai putri?"
Tanya kembali Rayl yang juga mendongak arogan dihadapan Lei.

.
.

Dalam sejenak, perkataan Rayl sukses membuat angan Lei untuk memutar kembali kenangan pada hari itu bersama Sherry.

[Previously on Chp 17]
("Ibunda belum mati Lei! Siapa yang telah menyebarkan rumor itu?!! Ini semua tidak benar!!!")
.
.

Wajah Sherry yang terpampang dalam mata Lei pada saat itu, menggambarkan rasa cemas, sedih dan ketidakpercayaan mendalam.

Sehingga setelah Lei mengetahui kebenarannya pada malam mereka pergi ke istana sang ratu. Sosok tubuh Jeana menjadi sebuah saksi bagi mereka berdua. Kini Lei lebih mempercayai semua perkataan Sherry daripada setiap rumor yang ia dengar. Akan tetapi, di malam itu juga, tiba-tiba saja sang ratu, telah menghembuskan nafas terakhir, bersamaan ketika telapak tangan Sherry menyentuh jari jemarinya.

Merasa tidak ingin mengecewakan Sherry untuk yang kedua kali, dengan informasi yang sesungguhnya. Ia memilih untuk berdiam diri, dan membiarkan Sherry sampai mengetahui hal itu dengan sendirinya.
.
.
.

"Aku tidak sentimen pada putri. Tetapi jika ada seseorang yang membuatnya meneteskan air mata sekali lagi..., maka aku akan maju lebih dulu untuknya. Termasuk jika itu adalah sahabatku sendiri. Selain itu, kita ini adalah pelayan putri, maka jangan lupakan hal itu. Semua prioritas ada pada wenang putri dan rajanya."

Syuuttt...,
Lei melepaskan kerah Rayl secara kuat setelah mengatakan hal tersebut. Menjadikan Rayl sedikit terpelanting pada sofa itu. Namun ekspresi yang Rayl gunakan masih bersikap santai. Iya bahkan sempat menggelengkan kepalanya, ketika menatap Lei yang segera pergi dari perpustakaan.

(Padahal putri mengetahui fakta itu dengan sendirinya.)
Batin Rayl yang mengalihkan pandangannya dari Lei.
.
.
.
.
.

---------------------------------------------------------

.
.
.

Di siang hari itu...,
[Previously on Chp 21]

Brakkkk!!!!
.
.

"Tentang apa itu?"
Sherry yang sedikit penasaran dengan apa yang diucapkan oleh Rayl mengenai Alston. Seketika ia membanting pintu balkon. Dan menampakkan diri kembali dihadapan Rayl.

Sementara, Rayl yang melihat Sherry dengan cergas menuruti perkataannya. Ia menyeringai kecil, dan kakinya kembali menapak pada teras balkon.

"Hm..., apa putri sangat penasaran?"
Rayl mendesis pelan pada Sherry yang masih mengernyitkan dahi. Tubuhnya juga dengan santai ia sandarkan menopang pada pagar tepi balkon.

"Cepat katakan saja!! Apa yang Alston bicarakan bersama ayah!"

"Jika aku mengatakannya, apa putri juga akan bertukar informasi denganku?"
.
.

True PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang