Chapter 62 : Her Eyes

243 31 7
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Dulu... Dulu sekali. Aku ingat hari dimana kakak membawa pulang buku jelek yang ia beli dari toko buku.

Covernya yang terlalu berwarna. Lalu ukurannya yang kecil namun terlihat tebal. Seperti novel pada umumnya. Yang bisa aku pikirkan ini bukanlah buku bagus. Melainkan buku anak-anak murahan, khususnya sebagai pengantar dongeng tidur.

Kisahnya yang klise tentang dua orang putri raja, yang berakhir dengan jalinan kasih antar pangeran serta perebutan tahta. Aku merasa cerita ini tidak ada duanya dengan kisah Cinderella atau Snow White.

Namun kakak selalu memintaku untuk membacanya hingga selesai, karena ia bilang memiliki alur yang unik.

Rasa penasaran seorang manusia itu tidak ada habisnya. Jadi sudah jelas aku ikut membacanya hingga pertengahan halaman.

Kalian tau apa yang membuatku terkejut?

Ternyata cerita di dalamnya tidak seindah dari cover berwarna yang memanjakan mata. Tidak! Ini bahkan lebih gelap menurutku.

Seorang antagonis yang berhasil membunuh protagonis... Serta mengacaukan kedamaian dunia. Apa yang aku harapkan dari kisah seperti itu?

Ah! Iya. Tapi aku menyukai salah satu karakter di dalamnya. Seperti kebanyakan orang di internet yang memberikan rating bagus untuk karakter ini.

Siapa namanya ya... Hm... Aku baru ingat. Dia adalah Yeslyn. Female lead yang sebenarnya dijadikan antagonis oleh penulisnya.

Dia sangat cantik, ramah, banyak digemari masyarakatnya. Hingga para tokoh utama pria langsung jatuh hati setelah mengenal dia karena sikap baiknya itu. Ya... Itulah Yeslyn. Hanya Yeslyn. Itulah namanya, tanpa nama keluarga. Yeslyn..

Lantas kenapa jika ia masih memiliki sisi baik, tapi ia harus membunuh sang protagonis? Apa benar semua itu hanya tentang tahta?

.
.
.

***

"Apa yang sedang kau lakukan sekarang, Sherry!" Teriak Federick yang menghentikan langkah Sherry. Manik birunya langsung terperauk membesar karena sadar dari lamunan emosi.

Namun tangan yang memegang belati itu masih terangkat tepat di depan wajah Rayl.

Keadaan menjadi genting. Sherry mulai melirik kecil pada Yeslyn yang berdiri di belakang Rayl. Raut gadis bermata emas itu sangat terkejut dan terpandang polos. Ia menutupi mulutnya tidak bisa berkata-kata, karena sikap Sherry yang baru saja terpancing emosi.

Heh... Jadi begitu. Itukah dia?
Seorang karakter yang selalu dipuja dimana-mana. Karakter jahat yang dianggap sempurna, hingga pada akhirnya ia mendapatkan kisah bahagianya.

Itu benar. Aku bukanlah dia. Aku adalah Sherry. Sherry Le De Freaud! Sang protagonis yang memiliki takdir mati karenanya. Sangat lucu 'kan? Biasanya takdir mati hanya dimiliki oleh antagonis. Tapi tidak dalam buku itu.

True PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang