Chapter 30 : Another Heart

577 42 0
                                    

"Ada apa tuan Roy? Kenapa kita berhenti?"
Ucap seorang gadis cantik yang memperlihatkan wajahnya, tepat di jendela kereta itu. Ia melirik sinis pada Yeslyn yang sudah menepi.

"Tidak apa nona.., hanya ada gadis desa murahan yang entah darimana!"
.
.
.

Sesaat ketika kereta itu akan berjalan kembali. Gadis berpakaian bagai bangsawan itu, nampaknya sedikit tertarik pada Yeslyn.
"Tunggu dulu Tuan!"
Titahnya memerintah untuk tidak menjalankan kereta, sembari menyipitkan mata abu miliknya. Tatap sinis itu masih terus menilik pada Yeslyn yang bergeming.

Clack!
.
Tiba-tiba, gadis itu membuka pintu keretanya, namun masih terduduk diatas kereta, dan memandang rendah pada Yeslyn. Ekspresinya semakin menyombong dengan rahang yang mengeras.

"Nona..? Apa yang anda lakukan? Kereta Yang mulia duke sudah berjalan sangat jauh dari sini. Tolong tutup kembali pintunya."
Ucap sang kusir yang terkejut saat mendengar pintu keretanya telah dibuka.
.
.
.

"Hei..., apa kau mau memberikan kalung itu padaku..?"

Yeslyn segera mengernyit saat mendengar tanya kaku dari gadis tersebut.
"Maaf? Kalung ini tidak dijual! Selain itu, aku tidak punya waktu untuk diam disini. Maaf telah membuat keributan sebelumnya." Ujar Yeslyn yang segera memasukkan juntai kalung tersebut ke dalam baju.

Yeslyn menundukkan kepala, dan segera memutar tubuhnya berjalan cepat ke arah istana.
.
.

"Apa kau ingin pergi ke istana itu?"
Pekik gadis dikereta yang berulang dilimpahkan pada Yeslyn. Membuatnya menghentikan langkah kaki untuk berlari.

Perkataan yang serentak terlontar dari gadis itu. Mau tak mau membuat Yeslyn segera membalikkan pandang dengan cepat ke arah kereta di belakangnya.

Tetapi tidak menjawab tanya gadis tersebut. Yeslyn masih memandang was-was dengan terus mengernyit.

Melihat ekspresi Yeslyn yang terkesiap padanya. Gadis itu lantas tersenyum miring. "Dengan baju seperti itu, kau tidak akan bisa masuk ke istana." Ucap sang gadis dengan menaikkan sebelah alisnya.

Bibir Yeslyn segera terbuka perlahan. Mengingat fakta tentang pakaian yang ia gunakan. Yeslyn hanya bisa mendongak ke bawah, dan menatap baju lusuhnya.

"Jika kau mau, aku bisa memberikanmu pinjaman sebuah gaun."

Sekali lagi, ucapan dari gadis itu membuat Yeslyn bereaksi dengan cepat, rahangnya mendongak. Seraya menatap kembali pada sang gadis di atas kereta.
"Apa?" Tanya singkat Yeslyn yang masih mengernyit.

Senyum menyeringai dari gadis tersebut, tidak kalap luntur. Ia kemudian mengulurkan tangan pada Yeslyn. "Kemarilah.., aku juga akan memberikanmu tumpangan untuk kesana."
.
.

"Nona..?"
Sang kusir yang semakin bingung mulai menautkan alisnya.

Namun, Yeslyn masih terdiam. Dirinya yang tidak bisa mempercayai orang asing di hadapannya. Sekilas saja, ia juga memikirkan perkataan Reon tentang untuk tidak percaya pada orang yang baru dikenal. Terlebih lagi para bangsawan.

Tangan Yeslyn segera mengepal kuat. Ia mengalih tatapannya bersama pikiran yang menimbang hal itu.
.
.

Lekas tangan yang terlalu lama membuka oleh gadis tersebut, segera ia menurunkan senyumnya, dan menarik perlahan tangannya. "Tidak mau? Baiklah kalo begi—"

"Tunggu!" Seru Yeslyn dengan menatap tajam. "Apa yang kau inginkan sebagai imbalannya..?!" Mata coklatnya menegas tertuju lurus pada gadis di atas kereta.

Akan tetapi gadis itu hanya tersenyum tidak ramah. Ia kembali mengulurkan tangan pada Yeslyn.

"Tidak ada..., Aku hanya ingin membantumu. Itu saja."

True PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang