17

6 4 0
                                    

Apartemen Bayu, Kota Kembang.   

Setelah memakan nasi gorengnya, kini Bayu sedang mencuci peralatan bekas ia memasak dan makannya di westafel. Dalam pikirannya, Ayu sedang menceritakan kronologi kejadian perkelahian antara polisi dan Virgin Killer. Setelah mengetahui segalanya, dahi Bayu agak berkerut.   

"Jadi dia bukan manusia?" Tanya Bayu, lalu melihat laporan di televisi yang juga menyatakan kalau Virgin Killer adalah manusia serigala.

"Tidak yakin? Dia? Kenapa?"   

"Kerasukan? Hm… kondisinya sekarang?"   

Bayu lalu kembali ke ruang tengah setelah beres mencuci piring. Pada layar diberitahukan kalau tingkat bahaya Virgin Killer adalah kelas platinum. Bayu agak terkejut, karena ini pertama kalinya dia menyaksikan langsung mahluk dengan kelas platinum walau hanya dari layar TV. Dan dia juga paham alasan pasukan kepolisian tidak dapat menangkap Virgin Killer walau sudah mengepungnya.   

'Platinum ya… Hm, apa ini berita nasional? Shit!'   

Bayu dengan segera meraih ponselnya yang tertinggal di kamar.   

"Aku tahu!"   

Bayu lalu mencari nomor kakaknya dan langsung memanggilnya.   

"Halo, jarang-jarang kamu nelpon kakak Bay" Suara seorang perempuan terdengar dari ponselnya. Walau terdengar ceria, namun Bayu merasa kalau nada dari kakaknya seperti dibuat-buat.   

"Bagaimana Mama?"   

"… haa, dia panik. Bagaimana tidak? Yang ada di Kembang itu platinum loh"   

"Sudah kuduga, beri tahu Mama kalau aku baik-baik saja dan tak perlu cemas."   

"Kamu yakin?"   

"Iya, tenang saja."   

"…"   

"Kakak juga tak perlu khawatir sama Kak Fara, dia akan baik-baik saja. Aku akan pastikan itu."   

Bayu menutup telponnya. Raut mukanya kini tampak lebih dingin dari biasanya. Dia berjalan ke kamarnya lalu membuka sebuah lemari kayu tempat ia biasa menyimpan pakaian. Bayu mengesampingkan pakaian yang tergantung di dalam, lalu di pojok lemari terdapat sebuah koper besi hitam. Bayu ambil koper itu lalu dibaringkannya di kasur. Bayu memasukkan nomor sandi dan koper itu pun terbuka. Di dalamnya, terdapat sebuah topeng panji, satu jas single breasted hitam, sarung tangan putih, serta topi bowler hitam.   

Bayu kemudian memasukkan semua setelan pakaian itu ke ransel biru yang tergantung di samping meja belajar. Bayu dengan ranselnya kini berjalan keluar kamar dan kembali ke dapur. Bayu melihat rentetan pisau di meja dapur. Lalu dia mengambil satu buah pisau daging dan satu pisau chef, yang ia lalu balutkan dengan kain lap dan masukkan ke ransel birunya.   

Bayu berjalan kembali ke ruang tengah, melihat berita terkini tentang pengejaran Virgin Killer. Ia lalu kembali ke kamar, mengambil earphone dan jaket hodie biru tua. Ponselnya ia buka, kemudian mencari saluran berita di internet, memakai earphone lalu menutupi badannya dengan jaket. Bayu lalu keluar kamar apartemennya dengan ransel birunya.   

'Sialan kau Virgin Killer, ini ketiga kalinya kau membuat Mama cemas. Apa dia sudah bangun?'   

Bayu kembali mendengarkan berita terkini lewat earphonenya. Bayu memastikan di mana Virgin Killer terakhir kali terlihat. Dia lalu mengeluarkan peta digital miliknya. Bayu lalu menandai tempat-tempat yang dilalui oleh Virgin Killer dari tempat awal ditemukan hingga tempat terakhir terlihat.   

'Dari selatan lalu lari menuju barat'   

Bayu berpikir sambil menuruni lift di apatermennya, setelah keluar dari lift, dia sampai di lobi apartemen dan disambut oleh resepsionis yang bertugas malam hari. Petugas dan beberapa orang di lobi sedang menyaksikan berita di TV dengan serius, bahkan ada satu orang yang mukanya tampak pucat.   

master buku mengantukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang