(Mengejutkan! Kebenaran Dibalik Kasus Lesti Nastion dan Pembunuhan Adi Hamerfid)
Satu buah artikel tersebar ke seluruh masyarakat Nusa siang hari itu. Ponsel, tablet, TV, dihiasi oleh satu artikel itu. Orang-orang yang sedang melihat linimasa LIFE pun melihat langsung artikel tersebut tiba-tiba muncul di hadapan mereka. Mereka semua bertanya-tanya tentang kebenaran yang diutarakan oleh artikel tersebut. Ketika mereka selesai membaca, semuanya tertegun.
- Apa ini benar?
- Saya rasa ini benar, yang menyebarnya pun Pikiran Masa. Barang buktinya pun ada.
- Kasihan Lesti, siapa yang mau mati coba? Adi sampah!
- Kurasa Lesti takut sama Hakam, bukan sama Adi.
- Itu Adi...brengsek banget! Aku kira dia orang baik-baik loh, nangis terus di kamera, nyangkanya cuma akting! Puas aku liat dia udah mati.
- Tapi gimana nih? Hakam gak bakal nyerang Nusa, kan?
- Yang di atas, ngapain takut sama tuh penghianat, kita masih punya Jenderal Gahar sama Puteri Bulan, belum lagi ada Panji juga.
- Panji gila sih! Dia beneran nantang Hakam! Ini orang nongol dari mana coba?
- Tapi serius sih, kalau bener Hakam datang. Apa kita akan perang sama Union? Sekarang aja kita masih kewalahan sama Kaisar Suanggi, belum lagi Kerajaan Laut Selatan, Apa Nusa akan baik-baik saja?
- Terus kamu mau Adi masih hidup gitu? Itu orang brengsek, kasihan Lesti sama keluarga korban! Belum lagi sama calon bayinya.
- Hei, saya punya teman dan tetangga sama orang yang namanya Rika. Kalau gak salah dia pacaran sama Adi sekitar tiga tahun lalu. Nah, setahun lalu dia menghilang dan sampai sekarang belum ketemu, apakah mungkin Adi juga punya andil dalam hal ini?
- Njir! Kalau bener, emang bangsat tuh orang!
- Hei, kalian ada yang tahu artifak kayak apa itu [Nogo Siluman] yang diambil Panji?
***
Kepada Hakam Hamerfid atau Hakam Justicien?
Terima kasih atas [Nogo Siluman] yang kamu titipkan kepada adikmu.
Aku sangat menghargainya!
Oh! Aku juga menemukan barang menarik di rumah adikmu, aku akan kirim bersamaan dengan surat ini ke jurnalis.Dari temanmu Panji
(^_^)
***
Brak!
Dalam kantor milik Gahar Shurapura di Sentral.
Setelah membaca artikel di tablet, meja yang ada di depannya ia pukul hingga berkeping-keping. Wajah Gahar merah menyala, matanya melotot tajam ke arah bawahannya. Dia seperti hewan buas yang akan membunuh siapapun di depannya.
"Apa mereka sudah gila! Pikiran Masa bangsat! Apa tujuan mereka?!"
Brak!
Sofa besar yang ada di ruang itu pun tidak luput dari amukan Gahar.
"Apa tujuan mereka?!" teriak Gahar kembali, kali ini tangannya mencengkram leher bawahannya.
Bawahannya mulai tercekik, tubuhnya terangkat oleh cengkraman pimpinannya. Dia berusaha menjawab namun suara tidak kunjung keluar dari mulutnya, nafasnya saat itu mulai berhenti. Air kencing keluar dari alat vitalnya. Dia pun pingsan. Gahar melemparnya tubuhnya hingga terbentur ke dinding samping pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
master buku mengantuk
ActionKetika umurnya beranjak sepuluh tahun, Bayu tiba-tiba mendapati dirinya mengidap narkolepsi. Hidupnya yang dipenuhi tawa pun berubah menjadi kelam. Rasa kantuk selalu manghantui dirinya, membuat masa kecilnya lebih sering ia habiskan di kamar untuk...