Markas Federasi Kota Sentral.
Tidak lama setelah Bayu keluar aula. Ia kini berada di depan lift, menunggu pintu lift terbuka bersama Margareth. Ke duanya tidak mengucap sepatah kata apa pun sejak tadi.Ding
Lift tiba, pintu terbuka perlahan. Margareth mendorong Bayu masuk, lalu menekan tombol angka satu untuk pergi ke lobi. Tetapi, sebelum pintu lift tertutup, ke duanya melihat sosok Guildmaster Selina yang berjalan cepat ke arah mereka. Raut wajah wanita mungil berwibawa itu terlihat serius.
Bayu dan Margareth saling tatap. Bayu lalu mengangguk, yang kemudian Margareth segera mencegah pintu lift tertutup. Membiarkan Selina ikut masuk bersama mereka.
Sesampainya di dalam lift, Selina lalu berdiri sejajar dengan Bayu, menatap ke pintu lift yang kini tertutup.
"Ada apa, Master Selina?"
"Kamu kuat, Master Bayu."
"Kuat? Aku sendiri tidak berpikir kalau aku ini kuat. Lihat!" Tutur Bayu sembari menunjukkan dirinya yang duduk di kursi terbang.
""…""
Ke dua wanita dalam lift, Selina dan Margareth menatap kosong pada diri Bayu menunjukkan dirinya di kursi terbang, seolah-olah dia itu orang yang lemah. Margareth apalagi, dia merasa kalau Bayu sedang bercanda. Namun candaannya sama sekali tidak lucu. Margareth tahu benar kalau Bayu bisa berjalan dengan normal, lelaki itu hanya malas. Dia lebih suka duduk di kursi terbang sambil membaca, dengan orang lain mendorongnya.
Sekarang Margareth merasa kalau ketakutannya pada Bayu menghilang begitu saja. Dia sudah tahu sifat kesehariannya Bayu, dia bahkan bisa merasakan emosi yang dirasakan Bayu. Oleh karena itulah, Margareth tahu kalau Bayu itu tidak berbahaya sama sekali jika tidak ada yang mengusiknya. Bayu hanyalah pemuda malas yang suka tidur, baca dan main game. Kalau gak mau celaka, tinggal jangan ganggu dia. Itu saja.
'Iya… kurasa memang ada yang gak beres sama otak lelaki ini.'
Selina di lain pihak merasa kesal ketika Bayu menunjuk dirinya sebagai orang lemah.
'Apa yang akan orang lain katakan terhadap para guildmaster di aula, kalau kamu menganggap dirimu sendiri lemah? Apa kau tahu kalau semua orang di sana masih gemetar ketakutan?!'
Selina memegang keningnya, merasa pening dengan semua kejadian yang baru saja ia alami.
Ding.
Lift telah sampai di lobi, mereka keluar dari lift. Selina lalu meminta Margareth bergeser dengan raut wajah dan matanya. Tangannya mengenggam satu pegangan kursi terbang Bayu.
'Pergi dulu! Aku mau pinjam guildmaster-mu sebentar!'
Itu adalah pesan yang ditangkap Margareth ketika ia melihat tatapan tajam wanita yang lebih tua tapi lebih kecil di depannya.
"…"
Margareth tidak tahu harus melakukan apa, sebelum akhirnya Bayu menyuruhnya untuk pergi mencari sebotol kopi dingin buatnya dan minuman buat dirinya sendiri. Margareth pergi sambil membisikkan peringatan kepada Selina untuk tidak membuat Bayu kesal.
'Entah memang perasaanku saja, tapi aku kenapa merasa orang-orang kayak menganggapku semacam bom waktu?'
<… tuan… semua orang sudah menganggap anda seperti itu.>
'Gak mungkin semua orang, kan? Kurasa Mama dan Kak Maya tidak termasuk. Mungkin Anggi juga.'
'… seriusan? Mama juga?!'
KAMU SEDANG MEMBACA
master buku mengantuk
AcciónKetika umurnya beranjak sepuluh tahun, Bayu tiba-tiba mendapati dirinya mengidap narkolepsi. Hidupnya yang dipenuhi tawa pun berubah menjadi kelam. Rasa kantuk selalu manghantui dirinya, membuat masa kecilnya lebih sering ia habiskan di kamar untuk...