63

1 1 0
                                    

Bertempat di langit Kota Akademi, perang semakin berkecamuk di atas sana. Masing-masing pasukan dari setiap kubu saling menembakkan senjata dan kekuatan magis mereka. Di bawah langit yang gelap dan deras hujan, warna-warni serangan dapat menyilaukan mata yang melihatnya.    

Sayangnya, setiap warna itu melesat, pastilah salah satu tentara akan tewas. Mau itu dari pihak lawan maupun kawan.    

Gahar memperhatikan aktivitas musuh yang semakin ramai. Ribuan peluru mereka arahkan ke dalam kota. Untuk selama ini kubah pelindung kota masih dapat menangkis setiap serangan lawan, namun kubah ini juga memakai energi baterai yang menjadikan aura sebagai bahan bakarnya. Walau Kota Akademi sudah menyimpan aura sejak lama sebagai bahan bakar pelindung, akan ada waktunya energi itu akan habis juga.    

Gahar sembari menembak mati musuh, ia terbang ke segala arah. Memperhatikan perkembangan perang. Bukan saja pertempuran di langit kota, namun juga yang berlangsung di bawah sana. Sedari tadi ia melihat pergerakan tentara Nusa di bawah sana sudah mulai terbiasa dengan medan pertempuran yang becek.    

Tetapi, jumlah mereka yang kalah jauh dari musuh membuat para tentara dan avonturir kewalahan. Gahar dari atas, sedikit demi sedikit sudah mulai melihat korban dari pihak Nusa.    

Gahar lalu mencari sosok dua kelas platinum dari pihaknya di bawah sana. Berada di tengah formasi musuh, ia menemukan Hansley yang sedang bertarung dengan satu manusia kadal yang besar.    

Sembari menghindari serangan musuh dan balik menyerang, Gahar sekilas melihat pertarungan Hansley dan lawannya, wajahnya berubah kelam.    

'Memang benar, ada individu lain dengan kelas platinum di pihak musuh.'    

Gahar lalu melihat sekelompok jin menyerang dirinya. Ia lalu terbang cepat menjauh sambil mengambil satu bola abu-abu kecil dari sakunya. Ia alirkan auranya ke dalam bola selama tiga detik sebelum lampu indikasi pada bola menyala merah.    

Gahar menengok ke belakang, melihat sekitar dua puluh jin mengejarnya. Gahar berbalik, terbang mundur lalu melemparkan bola kecil itu ke tengah-tengah formasi musuh. Seketika bola itu berputar dengan cepat, membuat suatu kekuatan hisapan yang membuat pada jin itu tertarik ke posisi bola sebagai inti.    

Ketika semua jin sudah saling menempel menjadi bola kumpulan jin yang besar. Bola kecil di inti kumpulan itu tiba-tiba meledak. Menghancurleburkan tubuh jin yang sudah terkumpul karenanya.    

Gahar tidak diam saja, ia langsung terbang ke tempat lain sambil menghisap sisa aura dari para jin. Ia bunuh satu persatu musuh yang ada di hadapannya. Sembari mencari sosok platinum Nusa yang satu lagi.    

Berada cukup jauh di belakang barisan pertama, ia melihat sosok perempuan yang dicarinya. Perempuan itu layaknya kilat, dengan cepat ia berpindah-pindah, menghabisi musuh yang telah berhasil lolos dari garis pertama pertahanan Nusa.    

Perempuan itu tidak akan berada di satu tempat lebih dari dua detik. Ia akan selalu berpindah memangsa musuh lainnya. Muncul, menikam jantung musuh, lalu pergi ke tempat musuh lain. Kejadian ini terus terulang di mata Gahar.    

'Jadi inilah kekuatan Renata, orang yang digadang-gadang menggantikan posisi Anggi di PIN.'    

Gahar masih memandangi Renata. Walau masih ada beberapa musuh yang menyerangnya. Tanpa melihat ke arah musuh, ia sudah dapat menembakkan pelurunya ke tempat musuh sebelum mereka berhasil melesatkan serangan.    

Gahar cukup terkesan dengan kemampuan platinum baru dari PIN itu. Tapi, dia kurang yakin kalau kekuatan Renata bisa menyeimbangi kekuatan Anggi Vandanavy.    

master buku mengantukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang