Malam hari di Kota Sentral.
Mengelilingi sebuah rumah sewaan, merupakan tim penyergapan Gerald. Mereka bersembunyi di sudut-sudut sekeliling rumah, di dalam kegelapan, menunggu pemilik rumah datang.
Haswin bersembunyi di balik pohon yang letaknya sejajar dengan pintu rumah, jarak antara pohon dan pintu tidak terlalu jauh, yang membuatnya dapat bergerak mencapai sasaran dalam sedetik, jika target berdiam di depan pintu.
Haswin mengintai serius kedaaan halaman rumah, di tangannya sudah bersiap keris [Tayuhan], dengan baju jirah yang diperkuat oleh artifak [Kol Buntet], belum lagi tergantung di lehenya merupakan kalung [Wesi Kuning] yang melipat gandakan kekuatan fisiknya.
Di sisi-sisi lain rumah bersebaram para agen dari PIN dan PAT, ditambah beberapa avonturir emas dari guild lainnya. Menurut informasi dari Guildmaster Bayu, dokter Gerald akan sampai ke rumah sekitar jam sepuluh malam.
Haswin memeriksa waktu pada jam tangannya yang menunjukkan pukul 21:42 malam. Menit-menit sekarang merupakan hal krusial pada misi. Ketidaktahuan akan seberapa kuat dokter Gerald, membuat semua orang di sana berharap dengan serangan dadakan ini bisa mengalahkan target.
Pada rencana, setelah mereka mengalahkan Gerald, dengan kunci pintu yang dimiliki dokter itu, mereka akan menyergap Jimmy yang bersembunyi di dalam rumah.
Waktu terus berlalu, satu menit… dua menit… tiga menit… Haswin terus menenangkan dirinya, menghilangkan keberadaan dirinya, bersatu dengan alam. Lima menit… hingga pada akhirnya, tepat sepuluh menit sebelum jam sepuluh tepat. Sebuah mobil terbang berhenti di depan halaman rumah.
Seorang pria tua dengan setelan trendy keluar dari mobil. Sebentar pria itu melihat sekelilingnya, menggeleng, baru berjalan maju menuju pintu rumahnya.
Semua anggota tim penyergapan bersiap-siap menerjang. Ketika Gerald sampai dan mau membuka pintu, semua orang di sana langsung menerjang ke arah dokter tua tersebut.
BRAK!!!
Haswin dengan kerisnya yang tinggal sedikit lagi menyayat wajah Gerald tiba-tiba terpental ke arah halaman depan rumah. Ia merasakan wajahnya seperti baru ditinju oleh seorang raksasa. Kepalanya pusing tujuh keliling, darah mulai keluar dari mulutnya. Ia merasakan walau sedetik, kepalanya terasa telah hancur berantakan.
Dengan sulit ia menengadah melihat sumber pukulan ke mukanya, di sana dia melihat seorang pria berotot berkulit cokelat tua tersenyum lebar ke arahnya. Bukan—dia tersenyum lebar ke semua orang yang tergeletak tidak jauh dari dirinya.
'Jimmy! Bagaimana dia bisa ada di luar?!'
Haswin lalu melihat tembok rumah di balik badan Jimmy sudah hancur lebur.
'Apa dia memukul tembok? Bukankah tembok ini bisa menahan serangan dari kelas emas?!'
Haswin lalu bergetar ketakutan, di pikirannya, ia sudah memastikan kalau Jimmy memiliki kekuatan platinum. Dengan kepalanya yang masih pusing dengan pandangan tidak fokus, Haswin merangkak mundur, menjauhi Jimmy.
"Oh! Kenapa, takut? HAHAHAHA! Pengecut sekali!" Ledek Jimmy sembari jalan mendekat.
Jimmy lalu menendang perut Haswin sehingga tubuh avonturir tua itu melayang ke jalan raya yang sepi. Haswin segera berdiri, dengan perlahan berjalan menjauh. Tapi Jimmy dengan mudah menyusulnya.
Jimmy kembali layangkan pukulan, Haswin mencoba menahan pukulan itu dengan mengalirkan aura ke tangannya serta memakai kekuatan [Kol Buntet].
Tang!
KAMU SEDANG MEMBACA
master buku mengantuk
ActionKetika umurnya beranjak sepuluh tahun, Bayu tiba-tiba mendapati dirinya mengidap narkolepsi. Hidupnya yang dipenuhi tawa pun berubah menjadi kelam. Rasa kantuk selalu manghantui dirinya, membuat masa kecilnya lebih sering ia habiskan di kamar untuk...