Pada pusat Kota Akademi, tidak jauh dari gedung rumah susun tua, terdapat sebuh plot tanah yang di kelilingi oleh empat bangungan pencakar langit. Entah apa alasannya, namun tanah kosong ini dibiarkan begitu saja tanpa ada yang mengurus. Tanah kosong seluas 140 m2 ini tidak akan terlihat dari jalan raya. Bahkan akibat gedung-gedung tinggi di sekitarnya, cahaya matahari hanya turun ketika siang hari pada puncaknya.
Pada tanah kosong, hanya terdapat rerumputan tinggi yang menyembunyikan sebuah sumur tua. Anggi yang telah sampai di muka tanah, melihat kembali peta lokasi yang dikirimkan oleh Bayu. Ia tidak salah, lokasi ini memang yang ditunjukkan pada pesan. Anggi meneliti tanah yang dipenuhi oleh semak itu, di satu bagian, semak-semak membentuk sebuah jalur. Dedaunannya seperti patah akibat paksaan. Dan dari bau rerumputan yang masih ada di udara, jalur ini belum lama terbentuk. Anggi menyeringai, mengikuti jalur itu dan mendapati sebuah sumur di ujung jalan.
Anggi menghisap rokoknya terakhir kali sebelum menginjaknya ke tanah. Anggi lihat kedalaman sumur, gelap. Anggi nyalakan senter dari ponselnya, melihat kembali lalu menemukan kalau di dasar sumur tidak ada air.
'Jadi dia di sini?'Tidak segan-segan Anggi langsung lompat ke bawah. Sesampainya di dasar, ia melihat pada satu sisi dinding terdapat lubang terowongan. Gelap, namun memakai senter hanya akan memperingati musuhnya. Tidak banyak pilihan, Anggi alirkan aura ke matanya yang tertutup oleh kacamata hitam. Seketika penglihatannya menjadi lebih terang di kegelapan. Anggi pun berjalan perlahan menyusuri terowongan.
Tidak berjalan lama, Anggi berhenti, dari kejauhan ia dapat mendengar suara langkah kaki. Anggi berjalan kembali sembari berhati-hati tidak menimbulkan suara, ia ikuti suara langkah yang semakin dekat. Tidak lama, ia mendengar suara di depannya berhenti. Ia hentikan langkahnya, lalu menyelubungi seluruh tubuhnya dengan aura. Tidak lama, api merah jingga menyala menyembur ke arahnya.
Woooosh!Anggi menahan tubuhnya agar tidak terhempas. Api menyebunginya, tidak dapat membakar kulitnya yang terhalang aura. Anggi lalu menyalurkan aura berlebih ke tangan kanannya, ia tebaskan tanganya membuat api itu terbelah dua. Setelah terbentuk jalur, dengan segera Anggi berlari ke sumber serangan. Tidak terpakut jauh, ia melihat sosok Anthony yang tampak pucat di depan, Anggi tersenyum sinis.
"Tidak buruk, tidak kusangka kau masih bisa berlari sejauh ini!"Anggi lalu mengarahkan pukulan ke dada musuhnya, Anthony menghindar. Ia tebaskan [Flame Sword] ke arah Anggi, kini tanpa ada api.
Swing!Tap… Anggi menepis dengan bagian belakang tangan, ia lalu menendang kepala Anthony dengan kaki kanan. Anthony tersungkur di lantai, ia lihat Anggi dengan tajam. Dalam hatinya, ia tidak akan pernah membiarkan dirinya ditangkap.
Anthony lalu berguling menjauhi Anggi, setelah merasa jarak cukup jauh. Ia merasakan sisa aura dalam tubuhnya hanya tinggal sedikit, sekitar seperempatnya. Tidak ada jalan lain, ia pertaruhkan semuanya pada artifak yang ada di dalam dirinya.
"Kau—kau kuat, aku akui itu!"
Anggi melihat Anthony yang mulai mengomel, ia berhenti menyerang, merasa kalau Anthony akan melakukan hal menarik. Anggi menunggu hal apa yang akan dilakukan oleh buronan di depannya.
"Menyebalkan sekali, hah..hah..hah.. aku mungkin belum bisa mengontraknya, tapi bukan berarti kekuatannya tidak bisa dipakai!" Anthony tersenyum lebar memperlihatkan gigi-giginya, "Hahaha, hanya ajal yang akan kau terima setelah melihat ini, keluarlah [Tizona]!"
Dari tangan kiri Anthony seketika mengeluarkan cahaya yang menerangi terowongan. Dari balik cahaya itu, muncul sebuah pedang dengan gagang seperti kelopak bunga kalau dilihat dair samping. Pedang itu terlihat indah.
![](https://img.wattpad.com/cover/372399580-288-k456169.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
master buku mengantuk
ActionKetika umurnya beranjak sepuluh tahun, Bayu tiba-tiba mendapati dirinya mengidap narkolepsi. Hidupnya yang dipenuhi tawa pun berubah menjadi kelam. Rasa kantuk selalu manghantui dirinya, membuat masa kecilnya lebih sering ia habiskan di kamar untuk...