Di sebuah ruangan dengan tatanan megah dan rapi, duduk seorang pria tua berumur lima puluhan awal dengan badan tegap, rambut hitam beruban rapih disisir ke belakang, serta jenggot yang tercukur rapi menghiasi wajahnya yang lonjong. Matanya tampak sayu namun tajam melihat orang-orang yang berdiri di depannya.
Pria tua itu bernama, Endra Greymount. Dia adalah Wakil Presiden Nusa yang menjabat saat ini. Endra duduk di kursinya sembari memejamkan mata, jari telunjuknya terus menerus mengetuk-ngetuk meja. Suasana di ruangan hening, hanya suara ketukan jari terdengar.
Tuk tuk tuk tuk tuk tuk
Belum sebulan setelah kepulangannya dari negeri Tara, untuk bernegosiasi tentang persatuan kembali kedua negara, yang hasilnya gagal. Endra kini dihadapkan dengan berbagai macam masalah yang terus bermunculan. Ia membuka matanya, melihat ke tempat Jenderal Gahar berdiri.
"Sudah tahu siapa pelaku atau organisasi di belakangnya?"
Tanya Endra dengan nada suaranya yang serius dan tegas. Gahar hormat sebelum menjawab.
"Belum diketahui, pak!"
"Yang kalian ketahui tentang pelakunya apa?"
"Pak… dari kesaksian arwah-arwah korban, pelaku memakai senjata pistol laser, dan dia memakai sebuah artifak. Ini yang penting, menurut sejarawan mistis kami, artifak yang dipakai pelaku adalah [Talaria]."
"[Talaria]… sepatu Hermes. Itu bahkan bukan pusaka lagi, setidaknya tingkat legendaris bahkan mistikal. Sepertinya pelaku bukan orang sembarangan. Hmmm—bagaimana dengan pencarian korban?"
Endra lalu bertanya ke pria tua di samping Gahar. Dia merupakan ketua SAR di Nusa.
"Tak ada petunjuk sama sekali, tanpa petunjuk kita hanya akan mencari dengan mata buta. Sejujurnya, para anggota juga sudah menunjukkan keputusasaan, mereka berpikir—tidak, kita semua mungkin sudah berpikir kalau ini sudah terlambat. Nyawa Vanessa Blumunt, diragukan masih ada di dunia ini."
Brak!
Endra memukul mejanya ketika mendengar penjelasan dari ketua SAR.
"Kalian adalah SAR, jangan sampai menyerah duluan! Ingat! Kita tidak takut pada Hexagone, tapi! Semua masyarakat dunia sedang menunjukkan jarinya pada kita. Setidaknya kita harus menemukan petunjuk atau apapun yang bisa membuat jari itu menunjuk ke arah lainnya."
Ketua SAR hanya berdiri terdiam, tidak membalas, sesungguhnya dia tidak tahu harus mencari ke mana. Tanpa petunjuk, pencarian secara membabi buta hanya akan menguras energi tanpa hasil. Dia memaki-maki Wakil Presiden dalam hatinya, merasa orang yang hanya duduk tidak mengerti bagaimana cara orang di luar sana bekerja.
Untuk petunjuk itu sendiri, sosok pria yang diketahui bernama Dimitri itu adalah petunjuk satu-satunya. Mengetahui pria itu berasal dari Soviet, ketua SAR melirik ke Menteri Luar Negeri yang berdiri bersama mereka. Begitu pula Gahar, ia melirik ke Menteri Luar Negeri di samping kanannya.
"Ehem…" Merasakan pandangan ada pada dirinya, Menteri Luar Negeri berdeham, "Soviet sudah mengonfimasi identitas Dimitri, mereka menyatakan kalau pelaku sudah buron selama lima tahun. Dan kejadian ini merupakan pertama kalinya bagi mereka mendengar nama Dimitri lagi setelah ia hilang lima tahun lalu."
"Bagaimana dengan Merlion?" Tanya Endra.
"Mereka angkat tangan dan tidak mau ikut campur dengan kasus ini."
"Hah…?! Mereka seenaknya ingin angkat tangan! Padahal faktanya balon udara itu berada lebih lama di wilayah mereka." Jenderal Gahar geram menanggapi.
![](https://img.wattpad.com/cover/372399580-288-k456169.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
master buku mengantuk
ActionKetika umurnya beranjak sepuluh tahun, Bayu tiba-tiba mendapati dirinya mengidap narkolepsi. Hidupnya yang dipenuhi tawa pun berubah menjadi kelam. Rasa kantuk selalu manghantui dirinya, membuat masa kecilnya lebih sering ia habiskan di kamar untuk...