Bertempat di lapangan parkir markas Federasi, sebuah mobil jip terbang terparkir di sana. Di dalamnya terdapat Anggi yang sedang merokok sambil membaca berita di ponsel, dan Bayu yang tertidur di kursi terbang di bagian belakang mobil.
Tidak pernah Anggi kira kalau bosnya akan tertidur begitu saja sebelum mereka berangkat tadi. Kini jam sudah lewat lima belas menit dari waktu yang ditentukan oleh Jaka. Rokok yang dihisap oleh Anggi sudah mau habis, ia keluar mobil sambil mematikan rokok. Ia melempar puntung rokok itu ke tempat sampah terdekat, sebelum mengangkat kursi terbang bersama Bayu-nya keluar dari mobil.
Anggi pun mendorong kursi terbang itu masuk ke markas. Perjanjian waktunya telah berlalu, akan tampak buruk jika mereka lebih telat dari ini. Masalah Bayu akan bangun kapan saja, bisa ia atur nanti sesuai dengan keadaan.
Ketika Anggi masuk, salah satu staf tampak sudah menunggu kedatangan mereka. Ia langsung membimbing Anggi pergi ke ruang rapat yang telah disediakan Jaka.
Sesampainya di sana, Anggi melihat Jaka dan beberapa staf Federasi sudah duduk menunggui mereka. Bukan hanya itu, tidak jauh dari kelompok Jaka terdapat grup dari guild Ishvara. Anggi memutar ke arah mereka.
Tiba-tiba dari tempat Ishvara, pria tua berbaju jirah langsung melompat ke belakang sambil mengeluarkan artifak keris [Tayuhan]. Tubuhnya bergetar ketika ia melihat sosok Anggi yang baru saja datang.
Semua orang di sana kaget dan heran dengan reaksi dari pria tua bernawa Haswin itu. Selina mengenyitkan mahkota.
"Ada apa denganmu, Haswin?"
Pandangan Haswin fokus tertuju pada Anggi, tubunya seperti mengingat rasa takut yang ia alami bertahun-tahun yang lalu. Gigi-giginya mulai bercampur, dengan keringat dingin keluar dari punggung. Melihat kondisi Haswin, Selina semakin heran. Ia lalu melihat arah pemandangan avonturirnya itu. Di sana dia melihat Anggi yang berseri-seri.
'Apa masalahnya?'
Anggi tentu melihat reaksi Haswin, hanya saja dia tidak ingat pada orang yang pernah dia temui itu.
"Apa yang dia kenal denganku?"
"Tentu saja dia mengenalmu, dia penyintas sewaktu kau membantai keluarga Redrove."
"Yoo~ Bos, bangun juga..." Anggi melihat Haswin dengan penuh perhatian, tapi ia tidak mengingat sosok pria tua itu sama sekali. Ia mengingat misi membunuh Redrove empat tahun lalu, dia ingat, lalu ingat lagi, barulah ia berhasil mengingat sosok seorang avonturir yang disewa keluarga itu untuk menjaga mereka. Anggi tidak membunuh Haswin karena dia bukan target dari misinya.
"Ah!"
"Kau sudah ingat, sepertinya dia trauma padamu."
Senyum Anggi malah tambah lebar ketika mendengarnya. Bayu menggeliat di kursi terbangnya, mencoba merasakan ototnya yang terasa kaku. Ia lalu melhat Selina dan Jaka berjalan mendekat.
“Kamu sepertinya menggunakan waktumu dengan santai sekali,” Ucap Selina sambil menjulurkan tangannya, “Ini pertama kali kita bertemu secara langsung, Master Bayu.”
Bayu menjabat tangan itu, "Senang berkenalan dengan Anda, Master Selina."
"Tuan Bayu, bagaimana kalau anda langsung mulai saja, waktunya sudah agak telat." Sela Jaka. Bayu mengangguk, Anggi lalu mendorongnya hingga sampai di depan kelompok orang dari Federasi dan Ishvara. Selina dan Jaka pun kembali duduk.
Bayu menoleh ke arah Haswin yang masih bergidik di paling belakang sana, lalu beralih ke kumpulan orang di depannya.
"Maaf kalau aku terlambat… beberapa orang mungkin bertanya apa yang akan kita bicarakan saat ini? Bahkan mungkin ada dari kalian yang kesal terhadap kami," Bayu melirik ke Daiva yang sedari tadi menggerak-gerakan kaki kananya terus.
KAMU SEDANG MEMBACA
master buku mengantuk
ActionKetika umurnya beranjak sepuluh tahun, Bayu tiba-tiba mendapati dirinya mengidap narkolepsi. Hidupnya yang dipenuhi tawa pun berubah menjadi kelam. Rasa kantuk selalu manghantui dirinya, membuat masa kecilnya lebih sering ia habiskan di kamar untuk...