60

20 4 0
                                        

Laboratorium Alkemis, terowongan bekas jalur monorel.    

Ratna yang telah terbang dari tidurnya, merapikan dirinya sendiri, mengganti baju dan memberi sedikit. Ia lalu mencium aroma sedap dari arah depan ruang penyimpanan atau kulkas alkemis berada. Tergiur dengan aroma itu, Ratna berjalan ke sana, mendapati semua rekannya sudah duduk melingkar menunggu hasil masakan Pandu.    

Ratna duduk di samping Intan, mereka berdua saling memandang lalu tertawa kecil. Ratna berubah ke arah Pandu yang lagi asik dengan dirinya sendiri. Ia bersenandung sambil memasukkan masakannya ke mangkuk plastik.    

"Apa yang kamu buat?"    

"Mmm~ hanya krim sup ayam biasa, tapi dengan bumbu rahasia keluargaku sendiri. Kalian pasti akan suka."    

Pandu lalu membagikan mangkuk yang sudah berisi krim sup kepada yang lain, dia juga mengeluarkan sebungkus roti kering dari tas pembawa miliknya dan membagikannya pada yang lain.    

Semua terima kasih berterima kasih pada Pandu yang sudah siap menyiapkan makanan. Mereka lalu menyantap habis makanan itu lahap. Anggi yang beres pertama, langsung menyulut rokoknya.    

"Fuuh~ kita akan memeriksa ruangan yang lain dulu sebelum menulusuri terowongan lebih dalam lagi. Waktu semakin mepet, jangan biarkan kegiatan kita tadi malam jadi alasan bagi orang-orang di luar sana mati. Habiskan makanan kalian, lalu berkemas."    

Semua mengangguk. Selagi menunggu rekan yang lain beres. Anggi kembali ke ruang operasi tempat di mana meja kerja Alkemis berada. Ia geledah semua dokumen di sana, cepat mengiklankan semua isinya. Lalu masukkan ke tas ransel.    

Tidak lama Ratna datang mendekat. Ia melihat Anggi sedang sibuk memilah berlembar-lembar dokumen.    

Anggi melihat Ratna, "Semuanya sudah selesai?"    

“Sudah, kita siap pergi kapan saja,” Balas Ratna, ia membaca sekilas salah satu dokumen yang berada tidak jauh darinya, “Ini…”    

"Data eksperimen gagal Alkemis. Keluarga korban berhak mengetahui apa yang terjadi pada mereka."    

Ratna tersadar, ia lalu mengambil selembar kertas dengan foto seorang pria muda tertempel di ujung kertas. Terdapat nama pria tersebut di sana. Ratna bernapas lega. Ia lalu melihat tas milik Anggi yang tampak mengembung.    

"Tasku masih kosong, biarkan aku bawa sisanya."    

Anggi menampar pundak Ratna, meniupkan asap rokok ke wajahnya sambil berseri.    

"Uhuk uhuk…"    

“Lima menit,” Anggi keluar ruangan menuju tempat berkumpul rekannya yang lain. Ratna mengerti, langsung merapikan dokumen dan membawa ke tas miliknya.    

Setelah semua siap, mereka semua berangkat sambil memeriksa semua ruang yang dilalui. Ruang pertama, ruang kedua, ruang ketiga dan seterusnya. Semakin banyak ruang yang mereka cek, semakin pula mereka masuk ke dalam terowongan yang gelap.    

Hingga pada satu ruangan, mereka semua berhenti. Ruangan itu begitu familiar dalam pikiran mereka. Apalagi Pandu, setelah melihat tata letak ruangan, dia langsung tahu, kalau tempat itu merupakan tempat yang ia lihat dalam video.    

Pandu masuk, mencium bau tidak sedap dari seluruh ruangan. Bau keringat, pesing, lembab, dan kotoran bersatu membuat orang yang diciumnya merasa mual.    

Pandu membalik ke kasur bekas kegiatan yang dilakukan Dimitri dan Vanessa selama tiga hari. Terdapat bekas keringat dan air liur yang membekas, di beberapa tempat juga bercak darah. Dia tahu kalau itu adalah darah Vanessa. Pandu lalu diubah menjadi rantai borgol yang menggelantung tertempel di dinding.    

master buku mengantukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang