"Oh, oh, oh, Pak Haswin! Kenapa gemetaran begitu? Kenapa? Kedinginan? Tapi bapak keringatan juga? Lagi sakit?"
"Mbak Ratna, gimana? Ceritain dong! Eh, ngomong-ngomong Mbak Ratna ini umurnya berapa? 30? 40? Gak mungkin 50, kan?
"Ooh! Ada Priam juga! Lama gak ketemu, masih rapi seperti biasa! Kenapa mukanya serius gitu? Biasanya senyum? Lagi puber? Hahaha~ puber umur 20-an? Priam lagi ngelucu ya~"
Priam pandangi laki-laki yang sedari tadi terus mengoceh dengan riang, ia lalu menoleh ke rombongan H&S mencari sosok perempuan di sana. Setelah menemukannya ia saling pandang dengan orang itu.
"Nona Intan, bisa lakukan sesuatu dengan orang ini?"
"Hahaha, hai Priam… gila rasanya melihat orang-orang yang ada di sini."
Seorang perempuan dua puluhan akhir berjalan mendekat sambil mengambil sesuatu dari tas ranselnya. Sebungkus keripik kentang, ia keluarkan lalu diserahkan ke Nathan.
"Ini Nathan, rasa baru…"
"OOO!" Nathan langsung mengambil keripik itu dan menikmatinya tanpa suara.
Priam bernapas lega, "Saya selalu penasaran bagaimana kalian bisa menghadapi orang ini sehari-harinya, berapa banyak snack yang dibutuhkan?"
Intan tertawa kering, ia menoleh ke guildmasternya yang berpakaian rapih dengan kemeja putih dibalut jas biru tua dengan celana bahan berwarna sama. Rambut pirang pendek disisir ke belakang, memakai kacamata trendy dengan mata biru tua.
"Guildmaster…"
"Kalian tunggu di sini." Ucapnya sebelum berjalan mendekati pintu.
'Arvi, Daiva bahkan Mahia ada di sini, sepertinya ini bukan pertemuan biasa.'
Sebelum mencapai pintu, guildmaster H&S melihat Anggi yang bersandar di samping pintu.
'Siapa ini?'
Tapi sama seperti Anggo, dia tidak memikirkannya lebih jauh. Berlalu masuk ke dalam ruangan rapat.
Hanya selang lima menit, gerombolan orang kembali masuk. Mereka mengenakan pakaian seragam kemeja hitam dan jas hitam rapi. Mereka adalah delegasi resmi dari Nusa. Perwakilan dari Kementerian Pertahanan, PIN dan PAT. Semuanya berjumlah enam orang.
Orang yang berjalan paling depan merupakan perwakilan dari Kementrian Pertahanan dengan rambut tipis yang sudah memutih dengan kacamata bulat di matanya yang sipit. Orang tua itu sedikit membungkuk, matanya melihati orang-orang yang berada di lorong.
Dia cukup terkesan dengan sekumpulan orang di sana, karena bisa dibilang ini merupakan barisan avonturir terbaik yang ada di Nusa. Walau tidak ada dua guild top lain yang memang tidak bermarkas di Sentral, namun orang-orang di sini sudah cukup untuk meluluhlantakkan sebuah kota.
Dia terus meneliti orang di sana, hingga pada akhirnya dia terdiam mematung melihat sosok berkacama hitam di samping pintu. Matanya membelalak terbuka melihat orang yang tidak pernah ia kira akan bertemu.
"Vandanavy…"
Orang-orang di belakang pria tua ini juga terkejut nama itu disebut.
"Yo~ Inspektur Jenderal," Anggi lalu menoleh ke orang di belakang inspektur, "Wakil Direktur juga, senang bertemu lagi," Ucapnya dengan senyum menyeringai.
Wakil Direktur PIN, melihat senyum itu langsung bergidik. Ujung tombak PIN yang selama ini menghilang setelah mengundurkan diri, kini berada tepat di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
master buku mengantuk
ActionKetika umurnya beranjak sepuluh tahun, Bayu tiba-tiba mendapati dirinya mengidap narkolepsi. Hidupnya yang dipenuhi tawa pun berubah menjadi kelam. Rasa kantuk selalu manghantui dirinya, membuat masa kecilnya lebih sering ia habiskan di kamar untuk...