50

2 1 0
                                    

Markas Federasi di Nusa, siang hari.    

Jaka sedang membaca laporan dari salah satu bawahannya. Laporan itu berkenaan dengan aktivitas Mata Libra yang baru saja menerima misi.    

"Jadi mereka menerima misi dari Margareth?"    

"Ya… Margareth sebenarnya sudah meminta banyak guild untuk membantunya, tapi semuanya menolak, hanya Mata Libra yang mau menerima. Jujur saja, misi ini diprediksi memiliki tingkat kegagalan tinggi. Saya tidak mengerti alasan mereka menerima. Dan saya juga belum mengerti, kenapa bapak meminta saya memantau Mata Libra, bukahkah mereka hanya guild perunggu biasa?"    

"Hahahaha… kau akan tahu nanti! Ah, tapi ingat! Jangan cari gara-gara sama mereka, pangkatnya memang masih perunggu tapi mereka sama menyeramkannya seperti guild emas lain."    

Bawahannya sedikit bingung tetapi setelah diingatkan berkali-kali oleh Jaka, ia hanya bisa berhati-hati. Setelah Jaka selesai membaca laporan tersebut, dia merasa senang. Mungkin misi mencari Vanessa beresiko gagal, tapi itu cuma untuk guild biasa.    

Jaka merasa kalalu Mata Libra menerima misi ini karena mereka memang yakin bisa menyelesaikannya, kalau itu benar terjadi, Nusa akan memberikan pukulan berat terhadap Hexagone yang sampai kini masih menekan.    

Walau Jaka merupakan perwakilan Federasi, ia tetap tinggal dan tumbuh di Nusa. Melihat tuntutan Hexagone yang seenaknya tentu membuatnya kesal.    

Triiing....    

Suara telepon di meja berdering, Jaka mengangkat, ia lalu mendengar suara resepsionis lobi dari balik telpon.    

"Ada apa?"    

"Pak Jaka, Guildmaster Selina dari Ishvara ingin bertemu dengan anda."    

'Selina? Jarang-jarang dia kemari, ada apa?'    

"Kirim dia masuk!"    

Telpon ditutup. Jaka menunggui kenalan lamanya, Selina, sambil meneliti informasi tentang situasi di Akademi.    

Selang beberapa menit, bel pintu kantornya berbunyi. Setelah ia membuka pintu, sosok wanita tua yang berbadan mungil itu masuk dengan wajah serius.    

"Hei Selina! Lama tidak bertemu, ada apa kemari? Jarang-jarang kau ke sini?"    

"Simpan basa-basinya… Ada yang ingin kutanyakan padamu sebagai Ketua Federasi, kamu pasti tahu mengenai avonturir laki-laki yang memakai kursi terbang dan perempuan berkacamata hitam yang selalu mendampinginya… siapa mereka?"    

Jaka menatap bingung, 'Apa yang dimaksud itu…'    

"Apa maksudmu itu Bayu dan Anggi?"    

"Bayu dan Anggi… mereka avonturir, kan? Kelas apa?"    

Raut Jaka mengerut, "Tunggu Selina, aku tidak bisa seenaknya membocorkan informasi. Kenapa kamu ingin tahu sekali tentang mereka?"    

"Haa~" Selina mengeluarkan napas panjang sambil duduk di kursi depan meja, "Mereka memperingati Arvi untuk tidak pergi ke Akademi."    

"Kenapa mereka melakukan itu?" Jaka kebingungan.    

"Mereka bilang akan ada perang di Sentral. Bagaimana? Apa menurutmu mereka bisa dipercaya?"    

"Hmm… kamu dan Arvi?"    

"Saya? Bagaimana bisa kupercaya orang yang belum pernah kutahu? Tapi Arvi serius memikirkan perkataan mereka, dia bilang kalau peringatan mereka tidak bisa dihiraukan begitu saja."    

master buku mengantukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang