20

5 4 0
                                    

Pada rumah Bardolf yang telah compang-camping akibat perkelahian, Bayu sedang terlihat bersandar di dinding sambil memegangi benda bulat kecil di tangannya. Tidak jauh dari tempat ia berdiri, terdapat tubuh Fara yang masih tidak sadarkan diri. Bayu memainkan benda bulat itu, lalu menemukan sebuah tombol kecil tersembunyi, ia tekan tombol itu. Mulut Bayu sedikit terangkat di balik topengnya.

"Aku sempat berpikir, kenapa seseorang selalu cinta menandai karyanya? Bahkan walau karya itu merupakan sesuatu yang khalayak umum benci."   

"…"   

"Aku tahu kau mendengarku, kan? Alkemis."   

"Huhuhu, aku baru saja menonton berita yang mengatakan kalau kreasiku berhasil meloloskan diri. Tidak pernah kukira, saat ini aku malah mendapati kontak ini. Huhuhu, menarik, sungguh menarik. Jadi, dengan siapa aku bicara?"   

Bayu mendengarkan suara yang keluar dari benda bulat itu. Suara alkemis itu merupakan suara seorang lelaki tua yang terdengar tegas dan berwibawa.   

'Hmm, dia tidak memakai pengubah suara. Percaya diri sekali orang ini.' Pikir Bayu, dia lalu merangkai kembali semua informasi tentang si alkemis yang ia dapat dalam buku Bardolf.   

"Hmm, menurutmu siapakah aku? Haaa, sejujurnya seberapa percaya dirinya engkau akan mahluk buatanmu ini? Apa kau tidak berpikir kalau posisimu bisa dilacak lewat benda kecil ini?"   

"Mahluk buatan… anda, bagaimana anda tahu kalau ini mahluk buatan? Terlebih lagi, bagaimana anda tahu kalau aku ini alkemis?"   

"Hahaha, hanya alkemis yang bisa membuat mutan. Bukankah begitu?"   

"Huhuhu, sangat menarik. Seharusnya alkemis sudah dianggap sebagai cerita fiksi belaka pada masa saat ini, tapi anda dengan mudahnya mengetahui bahwa aku adalah alkemis dan kreasiku merupakan mutan."   

"Ayolah, dunia saja sudah menjadi sebuah mitos, tidak begitu aneh jika memang ada alkemis hidup di dunia ini sekarang. Terlebih, dibandingkan mutan yang kau buat, aku bertemu dengan homonculus yang lebih gila lagi."   

"Homonculus? HUHUHU! Jangan bicara seenaknya, sampai saat ini pembuatan homunculus masih menjadi mimpi bagi alkemis. Bagaimana anda bisa bertemu sesuatu yang masih berada dalam khayalan kami?"   

"Hmmm…"   

  Bayu kemudian menyadari kalau alkemis ini kemungkinan merupakan orang yang telah hidup selama ribuan tahun. Alkemis ini merupakan penyintas dari generasi alkemis terakhir. Tetapi bagiamana dia tidak tahu kalau homunculus sudah pernah berhasil diciptakan? Sepertinya Bookmaster keempat merahasiakan kreasinya dari dunia luar.   

'Apa mungkin Ayu adalah satu-satunya homunculus di dunia? Kalau Bookmaster keempat dan alkemis ini satu generasi, mungkinkah mereka saling mengenal? Dan juga siapa nama Bookmaster keempat?'   

'Heee, jadi kau punya adik? Apa tidak ada rekaman bukunya?'   

'… sepertinya keberadaan sosokmu lebih gila daripada yang selama ini kupikirkan.'   

Bayu lalu menoleh kembali benda bulat yang berada di genggamannya, komunikasi masih terhubung dengan alkemis. Kemudian dia berpikir akan kemungkinan bahwa Bookmaster sebelumnya, pernah merekam buku tentang alkemis ini. Namun, sejenak dia mengingat tingginya menara perpustakaan. Mustahil bagi Bayu kalau harus menulusuri semua lantai menara di dalam dirinya. Kalau saja dia mengetahui namanya, ini akan menjadi sangat mudah. Bayu hanya bisa tertawa kering di dalam hatinya.   

"Haa… kau masih mendengarkan, alkemis?"   

"Huhuhu, aku malah berpikir kalau anda sudah pergi. Kenapa diam?"   

master buku mengantukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang