36

4 4 0
                                    

"Yud, kita akan bertemu bos. Waktu kau lihat nanti, mungkin bos kelihatan seperti orang lemah. Tapi—jangan pernah berpikir seperti itu! Dia—mungkin akan menjadi salah satu orang yang paling menyeramkan, yang pernah kau temui. Jadi bertindak sopanlah."     

Yudha hanya menjawab dengan anggukan, tapi ada sesuatu yang membuatnya penasaran. Ia melihat gedung apartemen menjulang tinggi di depannya, benar sekali, gedung apartemen.     

"Apa guild kalian bermarkas di apartemen? Ah! Apa mungkin apartemen ini adalah salah satu bisnis guild kalian?"     

"Hah? Kenapa kau berpikir kalau aku akan mengajakmu ke markas guild? Guildnya saja belum ada."     

"Eh?!"     

Yudha tersontak kaget. Sewaktu Anggi mengajaknya bergabung ke guild, dia menganggap Anggi adalah avonturir dari guild ternama, apalagi kemampuannya yang bisa membunuh dua prajurit Laut Selatan dengan mudah. Tapi pada kenyataannya, Guild yang Anggi sebut itu bahkan belum ada.     

'Terus kenapa dia mengundangku ke guildnya yang belum ada?!'     

Yudha kali ini merasa curiga dengan sosok penyelamatnya. Sayangnya kecurigaannya datang terlambat, saat ini dia sudah berada di depan apartemen atasannya Anggi. Perempuan itu menyatakan kalau bosnya itu layaknya seseorang yang berbahaya. Yudha hanya bisa mempersiapkan dirinya, dia sudah tidak ada jalan lain, di tempat asing ini dia hanya bisa berpaku kepada Anggi dan sosok bos yang membuatnya agak gugup.     

Ke duanya pun bejalan masuk ke apartemen.     

***     

Di dalam kamar apartemennya, Bayu telah selesai membaca buku Endra Leoport. Bayu merasa kecewa, ketika dia mendapati kalau wakil presiden itu tidak memiliki informasi banyak terkait balon udara Hexagone dan Laut Selatan. Oleh karenanya, Bayu kemudian mengalihkan perhatiannya ke buku Vanessa Blumunt.     

Baru saja dua jam yang lalu ia selesai membaca informasi terkini tentang diri Vanessa. Ia belum sempat membaca keseluruhan kehidupan sang diva. Namun ia cukup tertarik akan sosok penyanyi yang di idolakan oleh masyarakat dunia ini setelah sekilas membaca bukunya.     

Kini Bayu sedang duduk di sofa, di telinganya terdapat sepasang earphone. Setelah membaca sedikit tentang Vanessa, Bayu jadi ingin mendengar musik yang Vanessa nyanyikan. Dua jam terakhir ini, Bayu habiskan waktunya dengan mendengarkan lagu-lagu milik Vanessa. Lagu dari semasa debutnya hingga saat ini.     

Di telinganya, lagu berjudul 'Smile and Tears' mengiang merdu. Alunan nada yang tenang dan lembut di ikuti oleh suara Vanessa yang merdu membuat diri Bayu seperti berada di sebuah hutan hijau yang damai.     

Bayu bersandar sambil memejamkan mata, membiarkan dirinya terhanyut oleh lantunan irama musik. Dia tidak terlalu menyukai musik, tapi untuk saat ini Bayu belajar kalau musik pun memiliki ceritanya sendiri.     

Tiba-tiba suara Ayu terdengar di pikirannya, merasa terganggu, Bayu membuka matanya. Ia lepas earphone dan menghentikan lagu di ponselnya. Bayu lalu merenungi informasi yang ia dapatkan dari buku Vanessa.     

Hal yang paling penting ia dapatkan adalah sosok di balik penyerangan balon udara. Sewaktu pertama kali ia membentuk membentuk buku Vanessa di perpustakaan, Ayu memperingatkannya akan kejanggalan pada buku. Tentu saja, Bayu kemudian melihat sampul pada buku Vanessa yang seharusnya murni cokelat, kini telah ternodai oleh bercak biru tua dan merah. Melihat sampul itu Bayu langsung tahu kalau Vanessa sudah bukan manusia murni lagi, sekarang dia adalah mutan. Dan hanya ada satu orang yang bisa menjadikannya seperti itu…     

'Alkemis.'     

Tidak pernah terpikir olehnya akan membaca lagi sosok alkemis ini. Bayu tertawa dalam hatinya. Yang diketahui oleh publik saat ini adalah sosok buronan Soviet bernama Dimitri, yang merupakan pelaku penyerangan. Publik tidak tahu tentang dalang dibalik tindakan Dimitri.     

master buku mengantukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang