Pagi hari di Kota Sentral, tepatnya di dalam kediaman Rivertale.
Bayu yang telah terbangun sejak subuh, berbaring di sofa ruang tengah, sembari memainkan permainan susun balok di tablet miliknya.
Olivia dan Margareth baru saja pulang dari pasar, sekarang mereka berdua sedang menyiapkan sarapan di dapur. Selama Bayu berada di rumahnya, Olivia yang biasanya membeli bahan makanan melalui toko online, kini lebih memilih untuk pergi ke pasar sendiri.
Bayu merasa kalau ibunya membuang banyak waktu dan tenaga dengan pergi ke pasar setiap waktu, tapi setelah melihat ekspresi bahagia di wajah tua ibunya, Bayu tidak lagi memikirkannya.
Tidak lama, Margareth datang menghampiri Bayu. Wanita paruh baya itu melihat lelaki dengan ekpresi datar nampak santai bermain dengan gawainya. Mengenakan piyama yang terlihat nyaman dengan rambut kusut, serta anting libra di telinga kiri yang agak mencolok terlihat.
Margareth lalu mengingat beberapa hari lalu, di markas Federasi. Mereka di sana yang hanya bisa menunggu dan tidak memiliki perkejaan apa-apa, membuat Bayu merasa suntuk. Bayu lalu memutuskan untuk pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, Maya yang menunggu mereka di gerbang tampak berkacak pinggang, nyengir melihat kepulangan mereka.
"Kukira kalian bakal pulang setelah perang usai?"
"…"
Maya lalu tertawa terkekeh.
"Mama masak apa untuk makan malam?" tanya Bayu tanpa malu.
"Hahaha~ ada opor ayam sama telur merah rica."
"Oh! Enak kayaknya, aku lapar."
Mengingat hari itu, Margareth rasanya ingin menepuk jidat. Setelah hari itu, Bayu menghabiskan hari-hari dengan bermalas-malasan. Sesekali dia menyuruh Margareth untuk menuliskan informasi tentang misi Anggi dan kelompok lain ke secarik kertas, sebelum diberikan ke burung yang nantinya akan terbang ke Federasi.
Margareth mendekati Bayu yang sedang asik bermain.
"Guildmaster…."
"Hm?"
"Bu Olivia bertanya mau sarapan apa, roti bakar atau bakwan?"
Bayu agak tertegun, lalu melanjutkan bermain.
'Memang bakwan bisa termasuk sarapan ya? Bukankah itu cemilan?'
Margareth melihat Bayu tidak menjawab. Ia lalu menghalangi layar tablet dengan tangannya.
"Guildmaster!"
"Hmm… bakwan deh, dan segelas kopi dingin."
"Bu Olivia melarang anda meminum kopi dingin pagi-pagi."
"…"
'Jangan ikut-ikutan.'
Sudah merasa mendapatkan jawaban, Margareth berbalik mau menuju dapur, tapi suara Bayu menghentikan langkahnya.
"Bisa tolong nyalakan TV?" pinta Bayu, pandangannya tidak lepas dari layar tablet.
Margareth melirik Bayu, mendesah pasrah lalu mencari remote sebelum akhirnya menyalakan TV. Memindahkan saluran ke berita pagi. Margareth sedikit melirik ke tajuk berita sembari berbalik, namun seketika dia terdiam setelah memahami kalimat yang tertera pada layar.
(Perang di Kota Akademi! Tembok Selatan Runtuh, Nyawa Ratusan Orang Hilang!)
Margareth lalu mengeraskan suara TV, dalam layar dia melihat seorang reporter perempuan dengan rambut di kuncir ke belakang. Perempuan itu serius melaporkan kejadian perang sembari menunjukkan lokasi tembok kota yang hancur.
![](https://img.wattpad.com/cover/372399580-288-k456169.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
master buku mengantuk
ActionKetika umurnya beranjak sepuluh tahun, Bayu tiba-tiba mendapati dirinya mengidap narkolepsi. Hidupnya yang dipenuhi tawa pun berubah menjadi kelam. Rasa kantuk selalu manghantui dirinya, membuat masa kecilnya lebih sering ia habiskan di kamar untuk...