40

29 7 0
                                        

Jarak antara Kembang menuju Sentral sebenarnya tidak terlalu jauh. Untuk ke Sentral, jika memakai kereta bawah tanah hanya akan memakan waktu setengah jam. Kalau memilih balon udara, waktu yang ditempuh tidak akan lebih dari tiga jam. Tergantung situasi dan ancaman di langit.     

Namun, karena adanya Anggi dan mobil jip miliknya. Perjalanan ke Sentral ditempuh Bayu melalui jalur darat yang dipenuhi oleh hutan dan kawanan monster. Pada kursi penumpang samping supir, Bayu melihat sosok Anggi yang sedang memenggali kawanan anjing di depan jalur mobil.     

Sekitar dua puluh ekor monster anjing tiba-tiba saja menyerang mobil mereka ketika melaju. Anggi yang seperti sudah menunggu kejadian ini, langsung keluar dan membantai anjing-anjing itu dengan tangan kosong. Setelah beres, dia menyulut rokoknya, berjalan kembali ke mobil.     

"Bos, mau ambil dagingnya? Kalau gak salah harganya lumayan di beberapa daerah."     

"Tidak, bakar saja sebelum monster yang lain datang."     

"Okey~" Anggi lalu mengambil minyak tanah dari bagasi mobil, lalu membakar mayat-mayat itu.     

Memerhatikan api hingga terlihat mulai mengecil, barulah Anggi masuk ke mobil dan melajukan kembali mobilnya. Memakai jalur darat dengan mobil sekiranya akan menghabiskan waktu selama empat hingga enam jam untuk sampai ke Sentral.     

Bayu agak mulai bosan, ia lalu mengeluarkan buku dari tas, sebuah buku fiksi novel. Ia memulai membaca sampai pada akhirnya ia tertidur. Tiga jam kemudian, Bayu bangun, melihat mobil masih melaju lancar. Bayu lalu melihat wajah Anggi yang tampak bosan.     

"Kenapa?"     

"Kau sudah bangun, bos. Ini—dari tadi selain gerombolan anjing sama monster kecil lain, sampai saat ini belum muncul monster yang kuat. Bentar lagi kita bakal sampai ke Sentral, kalau belum ketemu juga, rasanya sia-sia kita pakai mobil."     

Bayu memegangi keningnya, dia harap mereka segera tiba di Sentral. Namun, ketika berjarak sekitar satu jam dari Sentral, Anggi tiba-tiba menghentikan mobilnya. Ia membuka kaca mobil lalu memerhatikan situasi di luar.     

"Ada apa?"     

"Terlalu hening" Anggi mendengarkan sekelilingya hanya mengeluarkan suara gemerisik daun terhembus angin. Dia tidak mendegar suara mahluk hidup lain, suara burung pun tidak terdengar bersiul.     

Bayu ikut keluar dari mobil, merasakan situasi sekitar yang damai. Ia lalu tampak berpikir dengan tangan menempel di dagu. Anggi di lain pihak, mengambil teropong dari dalam mobil, lalu menaiki salah satu pohon yang paling tinggi di sekitarnya.     

Anggi meneropong ke kejauhan, ia mendapati sekelilingnya benar-benar sepi. Tidak ada pergerakan sama sekali, ia amati dan teliti, tapi tidak menemukan satu ekor pun.     

'Aneh, apa avonturir Sentral menghabisi semua monster di sekitar sini?'     

"Anggi!" Suara Bayu terdengar meneriaki namanya. Anggi langsung loncat mendengar namanya dipanggil.     

"Ada apa, Bos?"     

"Mari segera ke Sentral." Ucapnya sambil memasuki mobil.     

Anggi merasakan nada serius dari ucapan itu, ia pun langsung masuk mobil, melempar teropong ke bagian belakang mobil dan mempercepat laju mobil menuju Sentral.     

***   
  

Di Kembang, Yudha yang berada di apartemen memandangi layar televisi dengan serius. Pada TV, terdapat seorang reporter yang sedang memberitakan tentang persiapan perang antara Nusa dan Kerajaan Laut Selatan di Akademi.     

master buku mengantukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang