Markas Federasi, ruang aula rapat.
Setelah mendengar detail informasi yang diberikan oleh Bayu. Kini masalah ada di tangan pihak Nusa. Federasi dan guild hanya akan bergerak jika pemerintah Nusa mengajukan permintaan resmi kepada mereka.
Masalah tentang 'perjanjian' dari Anggo dan nenek tua itu sendiri, kali ini dibiarkan oleh semua pihak karena bagi serangan mereka yang kurang dari seminggu akan tiba di Sentral ini lebih darurat.
Pihak yang menyampaikan Nusa kini sedang memikirkan tentang rencana mereka menanggapi masalah ini. Apalagi saat ini Jenderal Gahar tidak berada di Sentral. Salah satu dari mereka menyarankan untuk meraih beberapa platinum di Akademi, yang kemudian ditolak oleh Henri.
Menurut pandangan Henri, kekuatan Laut Selatan terlalu misterius, belum lagi sosok legendaris mereka yang kemungkinan ada di atas kelas platinum. Mengurangi kekuatan di Akademi bisa membuat perang di sana bisa berakhir dengan kekalahan.
Henri lalu mengingatkan kalau di Sentral saat ini juga ada dua platinum pada diri Anggi dan Arvi, yang rasanya cukup. Karena berdasar pada informasi dari Bayu, hanya Dimitri yang kemungkinan memiliki kekuatan platinum. Selebihnya adalah emas. Bahkan Alkemis atau dokter Gerald, yang tidak pernah Henri sangka merupakan salah satu dalangnya, kemungkinan besar hanya memiliki kekuatan sekelas emas.
Jadi pada akhirnya, untuk menanggapi bencana yang akan datang, mereka tidak mau harus meminta jasa avonturir. Henri lalu menghubungi Kementerian Perekonomian, ia lalu meminta Jaka untuk diberikan ruangan lain untuk rapat darurat bagi pihak Nusa. Tapi dia sudah berjanji pada Jaka kalau Nusa kali ini akan mengandalkan avonturir dari Federasi.
Henri berpindah ke ruangan yang telah disediakan pihak Federasi. Para pemimpin guild lain lalu meminta para avonturirnya untuk masuk. Mereka berkumpul satu sama lain, memisahkan diri dari guild lainnya, sehingga empat guild berada di sudut ruangan masing-masing.
Masing-masing guild merundingkan masalah yang akan menimpa Sentral dan bagaimana tindakan mereka nanti. Walau pada akhirnya hampir semua keputusan mereka akan bergantung pada misi yang diberikan Nusa.
Kecuali Ishvara dan Mata Libra, anggota dua guild lain tercengang ketika mendengar akan terjadinya festival monster di Sentral. Tidak pernah mereka membayangkan akan mengalami kejadian yang sangat jarang seperti itu. Di Nusa sendiri, kejadian monster festival terakhir terjadi ketika negara ini masih bernama Nusantara, dan itu sudah lebih dari delapan puluh tahun yang lalu.
Waktu terus berlalu, hari sudah berubah malam. Diarahkan sebagai tuan rumah yang menyediakan makanan dan minuman. Rapat yang dilakukan oleh pihak Nusa belum terlihat tanda selesai. Jika dipikir soal masalah yang dihadapi, semua orang di sana memaklumi itu, semua keputusan memang harus cepat karena waktu penyerang yang semakin dekat, tapi juga tidak bisa asal. Pihak Nusa pasti sedang sangat kepusingan memikirkan hal ini.
Bayu menyampaikan ke dalam hatinya ketika diberi laporan oleh Ayu kalau ayahnya tampak stres pada rapat darurat yang sedang berlangsung. Bayu sendiri kini berada di perpustakaannya, sudah hampir dua jam terakhir ini dia tertidur. Dalam ruang pribadinya, dia dan Ayu terus memperbarui semua situasi musuhnya.
Semua petualangan di sana sabar menunggu misi dari Nusa. Tidak ada satupun yang pergi. Masalah ini terlalu besar untuk dihiraukan, dan terlalu besar untuk dilewati. Sebagai sebuah petualangan, hadiah misi dan konstribusi merupakan hal yang paling penting bagi mereka.
Daiva yang sudah terbangun sejak senja tadi pun sudah tidak sabar dengan ribuan monster yang akan jadi santapannya. Dia masih kurang menyukai Bayu, tapi dia tahu kalau lelaki di kursi terbang itu tidak bisa ia lawan. Daiva hanya bisa menelan ludahnya sendiri, dan menunduk kalau menghadap ke Bayu. Bahkan pada hati kecilnya, meskipun dia dipromosikan ke platinum, dia masih merasa kalau dia masih bukan tandingan Bayu. Ini pertama kalinya Daiva merasa begitu frustasi akan dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
master buku mengantuk
ActionKetika umurnya beranjak sepuluh tahun, Bayu tiba-tiba mendapati dirinya mengidap narkolepsi. Hidupnya yang dipenuhi tawa pun berubah menjadi kelam. Rasa kantuk selalu manghantui dirinya, membuat masa kecilnya lebih sering ia habiskan di kamar untuk...