Hans mengikuti perintah pemimpin divisinya, ia seorang diri, mencemplungkan diri ke pasukan musuh yang berada di depannya. Hans pegang dua pisau militer di kedua tangannya. Pisau ini hanyalah pisau militer biasa, dengan bahan dari campuran besi dan tulang monster kelas emas. Jika Hans mengalirkan aura ke pisaunya, tanpa harus memakai artifak pribadinya, ia mampu membunuh banyak prajurit musuh.
Hans berlari kencang, menuju manusia kadal di depannya yang tampak memaka baju jirah dari perunggu. Manusia kadal itu menghunus tombaknya sembari melompat. Hans dengan gerakan minim, menghindari ujung tombak, lalu dengan cepat ia melibas leher kadal itu dengan cepat.
Hans memutarkan tubuhnya, menghindari serangan tombak dari manusia kadal lain. Lalu melompat sambil berputar di udara, ia sekilas melihat di bawahnya terdapat dua serangan dari manusia kadal yang ia hindari. Hanst tersenyum sinis, lalu melemparkan kedua pisau di tangan yang sudah lebih dulu dialiri oleh auranya.
Jleb! Jleb!
Ke dua pisau serentak menusuk bagian wajah di antara ke dua mata manusia kadal tersebut, yang seketika juga membunuh mereka. Ke duanya terjatuh, Hans mendarat pula, langsung berlari cepat dengan tubuh rendah hampir menyentuh tanah. Hans berlari ke tempat dua korbannya, melewati ke dua mayat sembari mengambil kembali pisaunya.
Hans berlari dan berlari sambil menyayat semua pasukan musuh yang berada di jalurnya. Dengan lincah ia memotong kaki, tangan hingga leher para manusia kadal itu hingga tewas.
Darah hijau para manusia kadal mulai mewarnai tanah luar Kota Sentral. Di tambah dengan hujan yang semakin lebat membuat permukaan perang semakin becek dan licin. Hans masih berlari, kembali menghindari satu serangan tombak lalu menancapkan ujung pisaunya ke mata musuhnya.
"AAAARRGGG!!"
"Berisik!"
Hans secepat kilat menyayat setengah leher musuhnya, membuat kepala kadal itu tergantung terbalik. Hans mengambl napas sejenak, melihat situasi perang di sekitarnya.
Teriakan dan erangan bersatu dengan suara hujan. Pemandangan sekitar perang terganggu akibat lebatnya air hujan. Hans hanya bisa merasakan situasi yang tidak bisa dilihatnya melalui aura yang dia sebarkan.
Pasukan manusia kebanjiran pasukan musuh, jumlah mereka kalah jauh. Seribu pasukan melawan empat ribu musuh, akan menjadi keajaiban kalau mereka bisa melewati perang ini. Bahkan ini mungkin akan masuk ke dalam buku sejarah sebagai sesuatu yang dibanggakan bibit-bibit masa depan.
Boom! DUUAAARRR!
Suara ledakan dari granat, ranjau dan meriam laser bercampur aduk membuat situasi perang semakin kacau. Hans melihat beberapa tentara musuh menerjang ke arahnya. Hans seketika menghilang dari tempatnya berdiri, muncul kembali di belakang punggung musuhnya. Tanpa belas kasih, hanya dalam satu detik semua kepala manusia kadal itu terpenggal, membuat leher di tubuh mereka mengeluarkan pancuran darah.
Tubuh Hans menghijau karena semburan darah musuh, yang langsung dibersihkan oleh air hujan. Rambut dan bulu matanya terasa berat karena kuyup, Hans menengadah, memandangi air yang berjatuhan ke wajahnya, melihat awan yang begitu pekat melayang di atas kepalanya.
Hans lalu memperhatikan perang yang terjadi di langit sana. Gahar, para beastmaster, pesawat jet dan ratusan drone masih sibuk bergelut dalam peperangan yang tampak seimbang. Hans memandangi Gahar yang berada di garis depan, menembakkan pistolnya ke jantung salah satu jin.
'Gahar masih belum memakai seluruh kekuatan artifaknya' Hans lalu memindai seluruh langit yang berada dijangkauan penglihatannya, 'Dia tampaknya belum datang.'

KAMU SEDANG MEMBACA
master buku mengantuk
AcciónKetika umurnya beranjak sepuluh tahun, Bayu tiba-tiba mendapati dirinya mengidap narkolepsi. Hidupnya yang dipenuhi tawa pun berubah menjadi kelam. Rasa kantuk selalu manghantui dirinya, membuat masa kecilnya lebih sering ia habiskan di kamar untuk...