55

2 1 0
                                    

Gerbang tembok selatan Sentral, siang hari, waktu semua avonturir yang mengambil misi penyelamatan Vanessa dan perburuan Dimitri berkumpul. Anggi datang ke sana dengan tidak memakai mobil jip terbangnya, ia menyewa mobil terbang biasa.

Pada misi kali ini, pihak Federasi meminjamkan kendaraan mobil taktis bagi avonturir. Selain bisa dinaiki oleh lebih banyak orang, rangka mobil juga lebih kuat dari mobil yang biasa terlihat.    

Turun dari mobil terbang, Anggi melihat beberapa wajah yang ia kenal sudah berkumpul. Ratna dan Priam dari Ishvara tampak sedang berbicara dengan dua pria lain yang Anggi tidak kenal. Setelah ia mendekat, Priam yang melihat kehadiran Anggi langsung tersenyum ramah menyambutnya.    

"Selamat siang, Nona Anggi!"    

Anggi tidak menggubris Priam, ia beralih ke Ratna.    

"Apa masih ada yang lain?"    

"Intan dari H&S belum sampai, dan Pandu dari guild Sakralism juga akan ikut."    

Anggi mengangguk, ia berpaling ke dua pria lain di sana. Ia meneliti ke dua pria itu, lalu menarik simpulan kalau ke dua avonturir itu merupakan kelas emas tapi kekuatannya berada di kalangan bawah kelas emas.    

"Apa kalian yakin ingin ikut misi? Kalau ikut karena ingin hadiahnya, kusarankan kalian mundur."    

""Apa kau bilang?!""    

Ke dua avonturir itu merasa dirinya dilecehkan oleh Anggi. Walau pun benar adanya bahwa alasan mereka mengikuti misi karena tergiur dengan hadiah yang besar.    

Mereka berdua sebelumnya sudah diperingati oleh Priam dan Ratna untuk tidak mencari gara-gara dengan Anggi.    

Namun saat ini peringatan itu sudah mereka lupakan. Saat ini kebanggaan diri mereka sebagai kelas emas seperti diinjak. Ke duanya menerjang Anggi. Priam mencoba menghentikan, tetapi sudah terlambat, ia melihat Anggi dengan tenang menghindari pukulan ke dua avonturir itu.    

Setelah menghindar, Anggi lalu memukul sikut kanan dari satu avonturir sehingga tangannya berbelok ke arah yang tidak seharusnya.    

"AAARRGH!"    

Tangak kanan avonturir itu seketika terlihat lunglai seperti tangan boneka yang terputus dari tali, Pria itu menangis kesakitan sambil berguling di tanah. Satu avonturir lagi melihat rekannya itu kemudian menatap Anggi horror. Ia melihat perempuan berkacaata hitam itu menyeringai padanya.    

Sedetik kemudian, sosok Anggi menghilang dari pandangannya. Sedetik kemudian lagi ia merasakan lututnya ditendang keras sehingga membuat kaki kananya tidak lagi mampu menunjang tubuhnya. Ia terjatuh, menengadah melihat perempuan itu sudah ada di depannya. Meremukkan lututnya dengan mudah.    

Ratna tidak jauh dari sana, melihat ke dua avonturir emas itu meringik kesakitan. Ia lalu menoleh ke Anggi, dan diingatkan kembali betapa mengerikannya perempuan berkacamata ini.    

"No-nona Anggi… apa ini tidak apa-apa?" Tanya Ratna,    

"Mereka terlalu lemah, guildmaster memberitahuku kalau Dimitri menggunakan artifak legendaris. Setidaknya kekuatannya berada di kelas emas kalangan atas. Mereka berdua tidak akan bertahan lama melawan musuh nanti, mereka hanya beban."    

Anggi kembali menatap tajam pada ke dua avonturir itu, "Kalian berdua sebaiknya cepat sembuhkan luka kalian, kalian mungkin masih sempat untuk mempertahankan tembok timur ketika perang terjadi."    

Anggi kemudian menyuruh Ratna memanggil ambulan untuk mengangkut ke dua avonturir itu. Sebelum ambulan datang, Intan dan seorang pria lain yang bernama Pandu datang terlebih dahulu.    

master buku mengantukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang