69

1 1 0
                                    

Malam hari, Kota Sentral.    

Setelah pemberitahuan akan terjadinya serangan monster festival. Para masyarakat yang seharusnya evakuasi ke bunker oleh pemerintah, gara-gara adanya hasutan melenceng, kini banyak dari mereka yang berbondong-bondong malah memilih untuk kabur ke luar kota.    

Gerbang Kota Sentral di empat sisi, penuh oleh masyarakat yang sibuk melawan para tentara militer yang memblokir jalan keluar. Sudah banyak prajurit militer yang tumbang oleh serangan massal warga. Tapi mereka tetap mengorbankan tubuh sendiri sebagai pelampiasan amuk warga.    

Hingga pada akhirnya, satu balon udara kembali terlihat terbang jauh di angkasa. Masyarakat tambah mengamuk, merasa kalau mereka akan ditinggal mati oleh orang-orang berduit. Hanya, hal yang tidak mereka sangka terjadi. Balon udara di angkasa itu tiba-tiba meledak, seolah-olah bagai kembang api yang melecut ke udara.    

Walau jauh dan terlihat kecil, semua orang dapat melihatnya, langit yang memerah di kegelapan malam. Balon udara itu hancur, diserang oleh sesuatu yang tidak dapat mereka ketahui.    

Wajah masyarakat mulai pucat, merasa kalau jalan kabur mereka di luar sana pun sudah buntu. Kepanikan kembali menghampiri, semuanya tanpa pandang bulu langsung berlari ke bunker terdekat.    

Orang-orang tejatuh mereka injak, orang terluka mereka diamkan, semua saling senggol, mendorong orang yang lebih lemah, yang ada dipikiran mereka kini hanyalah caranya bertahan hidup. Bagi mereka sendiri, bukan orang lain.    

Tidak lama kerusuhan pun tak terkendali, mayoritas semua orang itu pergi ke tempat bunker yang sama, yang membuat penumpukan jalan dan penumpukan orang di bunker. Pada akhirnya orang-orang yang tidak dapat masuk harus mencari tempat lain untuk berlindung.    

Sayangnya waktu tidak mengizinkan. Ketika orang-orang itu masih berlarian di jalan. Tiba-tiba suara nyanyian seorang perempuan yang begitu merdu dan mendayu terdengar oleh telinga mereka.    

Orang-orang berhenti, mendengarkan suara yang merdu itu, menikmati lantunan nada yang menenangkan. Beberapa orang berteriak histeris, sadar akan orang yang bernyanyi di balik pengeras suara yang ada di gedung-gedung pencakar langir kota.    

"Ini Vanessa! Ini suara Vanessa!"    

Para penggemar bahagia karena ketika situasi genting seperti ini, idola mereka yang selalu bernyanyi tentang kedamaian, kali ini bernyanyi untuk mereka.    

Tapi para tentara militer yang ada di sekitar sana, tahu kalau suara ini merupakan suatu kutukan. Mereka yang telah diberitahu oleh atasan, kalau Vanessa akan menghipnotis masyarakat, mengerti kalau lagu nyanyian ini merupaka cara Vanessa menghipnotis.    

Dengan segera mereka berteriak ke kerumunan orang.    

"TUTUP TELINGA KALIAN!!!"    

Orang-orang tentu bingung dengan tindakan para tentara tersebut. Mereka bertanya-tanya, mengapa mereka harus menutup telinga? Para warga bingung dengan apa yang sebenarnya diinginkan oleh pemerintah.    

Masyarakat dilarang keluar kota saja sudah membuat geram, sekarang mereka hanya ingin mendengarkan nyanyian seorang diva pun dilarang. Para warga yang mendengar larangan tentara untuk menutup telinga pun pada akhirnya balik marah. Mengumpat segala umpatan kepada orang-orang yang berseragam loreng.    

Sampai pada ketika seorang laki-laki yang sedang asik mengahayati lagu, tiba-tiba merasakan tubuhnya bergerak sendiri. Tangan dan kakinya tiba-tiba bergerak dengan lincah, melakukan suatu tarian dengan tempo cepat.    

Semua gerakan tarian itu sama sekali tidak diketahui si pria. Wajahnya mulai panik berteriak meminta tolong. Namun orang-orang di sana malah tertawa dengan beberapa mengambil video. Mereka berpikir kalau pria itu saking senangnya mendengar suara Vanessa hingga dia menari kegirangan.    

master buku mengantukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang