Happy reading-
-
Karang, apa kamu tahu? Dulu kamu berbohong padaku dengan mengatakan di danau Taman Indah ada kudanilnya. Tapi ia muncul hanya saat malam, karena pada saat siang, dia takut bertemu manusia.
Hahaha aku percaya Kar, saat malam setelah kamu mengatakan itu, aku mencoba jalan sendiri ke sana. Tapi tidak ada. Saat itu aku bukan marah, melainkan aku sadar.
Aku benar dibuat sejatuh itu denganmu.
Bagimana aku memandang dunia seperti apa yang kamu bilang. Aku selalu percaya apapun yang Karang katakan. Karena sejauh ini, hanya Karang yang selalu membuatku percaya.
Karang, aku berbohong saat aku pernah mengatakan kamu tak ada artinya untukku, bahkan saat kecil pertama kita ketemu di perosotan play ground itu. Aku belum sempet bilang, setelahnya aku benar menunggu kamu.
Besoknya setelah Bunda tiada, aku ketakutan. Aku kabur lagi ke perosotan itu, berharap bertemu kamu. lagi. Setelahnya saat pulang sekolah, aku selalu kesana. Menunggu kamu dalam prosotan itu.
Bohong kalo aku tidak kaget saat tahu kamu lelaki prosotan itu, aku senang. Tapi aku tidak bisa ekspresif karna saat itu hatiku mati rasa. Dan kamu yang perlahan menghidupkannya untuk memiliki perasaan lagi.
Aku sangat berterimakasih Karang.
Sekarang kamu dimana?
Kamu menghilang Karang. Setelah membuat aku memusatkan definisi semesta padamu. Semua kembali seperti saat dulu sebelum bertemu Karang. Kesepian, kesunyian, sendiri.
Aku berharap Karang muncul di tempat yang biasanya ia kunjungi. Laboratorium, danau, perpustakaan, bahkan pantai yang sempat aku benci. Aku juga melakukan semua yang biasa aku lakukan dengan Karang. Tidur di ruang laboratorium lama, menunggu matahari tenggelam di danau, mencoba ice skating seorang diri.
Berjalan di garis ujung trotoar berharap Karang datang menangkap saat diriku limbung. Semuanya aku lakukan dengan harap Karang akan datang.
Pernah aku menemui Pinkan di sekolah internasional. Aku menunggunya di depan sekolah, siapa tahu dia bisa membantuku mempertemukan ku dengan Karang. Tapi saat bertemu, dia memelukku, menangisku karena diriku yang nampak kacau dan putus asa. Pinkan juga tak tahu Karang dimana. Leo, Gabriell, Selena. Semua tidak tahu seakan lelaki itu telah ditelan bumi.
Aku yakin, Karang akan kembali lagi padaku besok. Lalu besoknya dia tak datang, besok lagi, besok lagi, dan besoknya lagi. Sampai tak terasa Karang tak muncul dalam dua bulan terakhir ini.
Semua terasa hampa bagiku, karena aku benar dibuat sejatuh itu dengan Karang. Satu bulan pertama hari tanpa Karang, begitu terbangun dari tidur aku menangis dengan kencang. Aku tak bisa membayangkan aku harus seterusnya hidup tanpa sosok Karang. Aku tidak bisa. Aige dan Avi hanya bisa meraih tubuhku yang lemas dan menenangkan tangisanku setiap bangun tidur.
"Karang... aku mau Karang,"
-
-
-
Kalara menghela nafasnya. Mengangkat tangannya menjuntaikan benang yang mengikat beberapa burung kertas miliknya. Ia bersiap untuk menggantungkannya lagi. Setelah menuliskan isi hatinya dalam sana.
Setelah ini ia akan tidur. Lara sudah berjanji malam ini dia tak akan melewati malam panjang seperti biasanya. Kali ini dia akan meminum obat tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sea For Blue Whales
Novela Juvenil⚠️DILARANG PLAGIAT! GUE VIRALIN, TUNTUT MAMPUS NNTI⚠️ "Kamu pernah bilang kalau kamu lautku Karang. Seperti namaku, Lara. Kita akan tetap bertemu ditepi saat semua orang mengutarakan lukanya dengan laut. Kamu adalah penyembuh Lara. Kita akan selalu...