Pharita memasuki Forest House milik ruka, ditemani oleh sang pemilik rumah. Matanya menyusuri keindahan hutan di sekelilingnya pemandangan yang memukau namun menyimpan banyak misteri, mirip dengan wanita yang berjalan di depannya.
"Apakah kita hanya akan berdua di sini?" Pharita mencoba bertanya, berharap wanita yang cenderung pendiam ini akan memberikan jawaban.
"Jika malam tiba, hanya ada kau dan aku," jawab ruka. Pharita mengangguk, meskipun jawaban itu terasa agak mencurigakan.
Saat pharita memasuki Forest House, dia terpesona oleh keindahan dan kesejukannya. Tempat ini terasa seperti hunian impian pharita sebuah tempat yang indah dan tenang, tinggal di sini bersama seseorang yang dicintai pasti akan sangat membahagiakan.
"Aku akan menunjukkan beberapa bagian dari rumah ini padamu," kata ruka, melirik pharita sejenak.
Pharita merasakan sesuatu yang aneh saat ruka menatapnya dengan cepat, namun dia memilih untuk mengabaikannya. Fokus utamanya adalah mengikuti ruka dan mengumpulkan informasi yang diperlukan.
"Baik," jawab pharita, melangkah mengikuti ruka yang memimpin jalan.
:
:
"Ruang ini khusus jika ada yang datang" Ucap ruka, ia melihat pharita yang mengawasi tempat yang sedang di tunjukkan olehnya, wanita itu nampak menyukai tempat ini.
"Jika ada yang datang, kau hanya bisa memerintah mereka untuk duduk di tempat ini" Jelas ruka.
"Baik Mrs, aku mengerti" Jawab pharita.
"Bagus, aku membayar mu mahal untuk hal ini" Balas ruka.
"Aku akan menunjukkan mu tempat lain" Ruka melangkah lagi mendahului pharita. Langkahnya menaiki satu- persatu anak tangga dan hal ini yang membuat pharita sangat menikmati suasananya. Di tempat hijau dan aroma hujan yang semalam baru saja turun, menenangkan bukan?.
:
:
Pharita sangat terkesima saat memasuki ruangan yang sedang ia kunjungi bersama ruka. Suasana alam di ruangan ini mengesankan, jauh lebih menyenangkan dibandingkan dengan ruangan mewah yang biasa ia lihat setiap hari. Ini benar-benar menjadi salah satu tempat favorit nya.
"Kau bisa duduk jika mau," kata ruka. Pharita mengangguk, tetapi ia memilih untuk berdiri sejenak dan terus mengagumi keindahan ruangan tersebut.
Tiba-tiba, pharita mendengar suara dan melihat dua pria mendekati ruka.
"Letakkan koper ini di kamarnya," perintah ruka sambil menunjuk koper yang dibawa pharita.
"Maaf, aku bisa melakukannya sendiri," sahut pharita. Ruka melirik pharita dengan tatapan kurang senang.
"Aku tidak ingin kau terganggu oleh koper itu," jawab ruka.
"Tapi aku benar-benar bisa membawanya sendiri, Mrs," ujar pharita dengan senyum ramah.
"Tidak perlu. Aku sudah menugaskan mereka untuk mengurus semua ini," tegas ruka.
Dua pria itu kemudian mengambil koper dari pharita.
"Kau terlihat hebat, tapi aku bis- Akhh" ucapan pharita terpotong ketika melihat seekor hewan mendekat. Teriakannya menggema saat ia berlari mencari tempat persembunyian.
"Ada apa denganmu?" tanya ruka, heran melihat reaksi pharita. Tidak ada bahaya yang tampak di sekitar mereka selain ruka, dua pria itu, dan hewan peliharaan ruka yang mendekati mereka.
"JAUHI DIA DARIKU!" teriak pharita, mencoba menghindari hewan yang mendekati ruka.
Ruka kemudian menggendong hewan itu. Ternyata, itu bukanlah hewan yang berbahaya melainkan seekor kucing peliharaan miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASSASIN (Rupha) END
RomansaWanita itu benar-benar membebani pikiran ku" Pharita beranjak dari tempatnya semula, ia melangkah mendekati jendela. Warning :GXG FUTA SHIP: RUPHA(Ruka and Pharita)